Skip to content

Situs Berita Investasi Terpercaya Rekomendasi Indonesia

Menu
Menu

Analisis Harga Bitcoin Pasca Rapat FOMC: Awal dari Koreksi Besar?

Posted on September 24, 2025

Keputusan pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed sempat memicu euforia, mendorong Bitcoin mendekati $118,000. Namun, optimisme itu cepat mereda, meninggalkan harga di sekitar $112,000. 

Kini pasar kripto kembali berada di persimpangan, dengan investor diliputi optimisme penuh kehati-hatian. Pertanyaannya, apakah fase stagnasi ini hanya jeda sebelum lonjakan berikutnya, atau awal dari koreksi lebih dalam?

Rapat Federal Open Market Committee (FOMC) bulan September menjadi sorotan besar bagi para pelaku pasar kripto. The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, langkah yang semula dianggap bisa memberi dorongan kuat bagi aset berisiko.

Bitcoin langsung merespons dengan kenaikan ke $118,000, memicu harapan bahwa pemangkasan ini menjadi awal dari siklus longgar yang lebih panjang. Namun, kenyataan tidak seindah ekspektasi.

Pernyataan Jerome Powell, Ketua The Fed, justru menahan euforia pasar. Ia menegaskan bahwa pemangkasan tersebut bersifat “risk management,” bukan sinyal dimulainya rangkaian pemotongan beruntun.

Powell menyebutkan bahwa keputusan selanjutnya akan dibuat berdasarkan data di setiap pertemuan, yang berarti tidak ada jaminan adanya pemangkasan lanjutan dalam waktu dekat.

Sikap hati-hati ini langsung memengaruhi sentimen investor kripto yang sebelumnya sudah terbiasa dengan reli berbasis likuiditas murah.

Akibatnya, Bitcoin kembali melemah ke $114,467 pada Minggu malam, seiring koreksi altcoin besar lain.

Ethereum turun ke $4,307, XRP melemah ke $2.91, sementara Solana terkoreksi ke $232.5. Kondisi ini menegaskan bahwa pasar kripto sangat sensitif terhadap kebijakan moneter Amerika Serikat. Bahkan ketika Nasdaq naik setelah keputusan The Fed, Bitcoin justru tertahan.

Menurut Jeff Mei, COO BTSE, pasar kripto bergerak hati-hati karena ketidakpastian makro masih dominan. Pernyataan Powell menegaskan bahwa Fed tidak akan terburu-buru mengambil langkah besar, sehingga ruang bagi aset berisiko untuk reli tanpa batas juga terbatas. 

Rachael Lucas, analis dari BTC Markets, menambahkan bahwa fase bullish yang sempat mendominasi awal tahun mulai kehilangan tenaga. 

Meski begitu, data on-chain menunjukkan investor jangka panjang belum tergesa menjual. Holder tetap tenang, sedangkan trader jangka pendek mulai resah menunggu arah berikutnya.

Fenomena ini menciptakan kondisi yang disebut Lucas sebagai “nervous optimism.” Investor tidak benar-benar takut, namun mereka juga belum cukup yakin untuk mendorong harga lebih tinggi. 

Banyak yang menunggu breakout penting di atas $124,000 sebelum menyatakan dimulainya kenaikan baru. Hingga itu terjadi, pasar cenderung stagnan dalam kisaran terbatas.

Konteks makro juga memperkuat ketidakpastian ini. Data tenaga kerja AS yang melemah menjadi alasan utama The Fed mengambil langkah preventif. 

Namun, inflasi masih jauh dari target 2%, sehingga ruang untuk pemangkasan agresif sangat terbatas. Dengan kombinasi faktor ini, Bitcoin harus berhadapan dengan realitas bahwa katalis positif jangka pendek tidak selalu sejalan dengan ekspektasi pasar kripto.

Analisis Harga Bitcoin: Potensi Koreksi atau Konsolidasi?

Setelah kehilangan momentum dari euforia FOMC, Bitcoin kini diperdagangkan di sekitar $112,000. Tekanan jual perlahan meningkat, terutama karena pasar mulai menilai kembali ekspektasi terhadap arah kebijakan moneter AS.

Jika tidak ada pemicu positif, peluang penurunan ke bawah $112,000 terbuka lebar. Area ini menjadi batas bawah psikologis yang harus diperhatikan trader dalam jangka pendek.

Pembelian Bitcoin oleh perusahaan seperti Metaplanet, yang sempat menjadi berita besar, ternyata belum cukup mendorong harga naik signifikan. Ini menunjukkan bahwa dorongan institusional masih belum memiliki kekuatan penuh untuk melawan tekanan makro. 

Tanpa arus masuk besar-besaran dari investor baru atau pengumuman adopsi penting, harga cenderung bergerak terbatas.

Secara teknikal, Bitcoin menghadapi tantangan ganda. Di satu sisi, batas bawah berada di sekitar $112,000. 

Jika ditembus, potensi penurunan lebih dalam bisa terjadi karena tekanan jual akan meningkat. Di sisi lain, untuk kembali bullish, Bitcoin perlu menembus $118,000 lebih dulu dan selanjutnya $124,000. Breakout di atas $124,000 dianggap sebagai titik krusial yang menandai kelanjutan siklus bullish.

Selain faktor teknikal, jadwal makroekonomi pekan ini menjadi perhatian. Rilis data PMI, PCE inflasi, dan belanja personal akan memberi petunjuk baru bagi pasar. 

Jika data inflasi tetap tinggi, peluang The Fed untuk menahan pemangkasan selanjutnya akan semakin kuat. Hal ini bisa menjadi tekanan tambahan bagi Bitcoin, yang sangat bergantung pada sentimen likuiditas.

Namun, potensi positif tetap ada. Lucas menilai beberapa katalis bisa mengubah arah pasar dengan cepat, seperti persetujuan ETF spot Bitcoin di wilayah baru, peningkatan permintaan dari korporasi besar, atau bahkan adopsi oleh negara. 

Faktor-faktor eksternal semacam ini bisa menjadi bahan bakar baru untuk reli, meskipun saat ini belum terlihat pemicu konkret.

Bagi investor jangka panjang, situasi sekarang lebih banyak dilihat sebagai fase konsolidasi. Holder tetap menunggu, yakin bahwa fundamental Bitcoin tidak berubah. 

Sementara itu, trader jangka pendek menghadapi dilema: ikut bertahan dalam kisaran sempit atau mengambil risiko menunggu momentum baru. Dengan kondisi global yang belum stabil, pilihan strategi akan sangat menentukan hasil.

Kesimpulan

Pasca rapat FOMC, Bitcoin kembali ke kisaran $114,000 setelah gagal mempertahankan penguatan di atas $118,000. Sikap hati-hati The Fed dan lemahnya sentimen makro membuat pasar kripto terjebak dalam kondisi stagnan. 

Potensi koreksi ke $112,000 tetap terbuka jika tidak ada pemicu baru, sementara breakout di atas $124,000 dibutuhkan untuk menegaskan arah kenaikan selanjutnya. 

Meski tekanan jangka pendek masih terasa, investor jangka panjang tetap bertahan dengan keyakinan pada fundamental. Pekan ini bisa menjadi penentu, dengan data ekonomi AS dan pernyataan pejabat The Fed yang berpotensi memicu volatilitas tinggi di pasar kripto.

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Posts

  • Permintaan Struktural Tahan Bitcoin dari Likuidasi $20 Miliar
  • Akankah Bitcoin Drop di Bawah US$100.000 dalam Waktu Dekat? 3 Chart Ini Punya Jawaban
  • Harga Bitcoin (BTC) Menguat ke $106.816: Menuju Rebound $110.000?
  • Keluarga Trump Panen Rp16 Triliun dari Dunia Kripto
  • Konflik China-AS Memanas, Harga Bitcoin Merosot di Bawah $109.000

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • October 2025
  • September 2025
  • August 2025
  • July 2025
  • June 2025
  • May 2025
  • April 2025
  • March 2025
  • February 2025
  • January 2025
  • December 2024
  • November 2024
  • October 2024
  • September 2024
  • August 2024
  • July 2024
  • June 2024
  • May 2024
  • April 2024
  • March 2024

Categories

  • Alt Coin
  • Hot Crypto
  • Hot News
  • Solusi Investasi
  • Uncategorized
©2025 Situs Berita Investasi Terpercaya Rekomendasi Indonesia | Design: Newspaperly WordPress Theme