Memasuki minggu terakhir bulan September, pasar mata uang kripto tampaknya dilanda full kekhawatiran. Pasalnya, banyak investor hingga trader yang mengalami kemerahan dalam portofolio, dan biasa disebut ‘Red September’ oleh komunitas kripto di platform X.
Pasar kripto baru saja melewati hari tergelapnya di bulan ini. Liputan senilai US$ 1,68 miliar melanda, menghapus posisi lebih dari 389.000 trader dalam 24 jam terakhir. 95 persen kerugian datang dari posisi long.
Data on-chain menunjukkan tekanan jual besar-besaran. Trader membubarkan posisi, menembus level support penting, dan mendorong pasar ke zona merah. Kapitalisasi pasar kripto anjlok hampir US$ 180 miliar, menyeret indeks TOTAL turun sebesar 4,55 persen.
Dalam hal ini, Bitcoin (BTC) juga tak luput. Kapitalisasi pasar BTC jatuh ke US$ 2,23 triliun, turun 3,04 persen, yang menjadi koreksi terburuk dalam hampir sebulan. Meski begitu, BTC hanya menyumbang sekitar 40 persen dari total penurunan. Sisanya? Altcoin-lah yang jadi bulan-bulanan.
Melansir dari ambcrypto.com, penurunan yang terjadi kali ini bukanlah dipimpin oleh BTC, melainkan koreksi sistematik yang mencakup seluruh pasar.
Leverage Overdosis, Reset Tak Terhindarkan
Gejala klasik dari koreksi ini adalah derivatif yang overheat. Posisi leverage menumpuk, terutama di altcoins, membuat pasar rentan. Namun secara struktural, ini bisa jadi momen sehat untuk reset.
Kondisi serupa pernah terjadi sebelumnya. 23 Juli, Open Interest (OI) menyentuh rekor US$ 213 miliar, disusul BTC 8 persen dari ATH US$ 123.000. Tapi hanya dua minggu setelah fase likuidasi, pasar rebound dan mendorong BTC ke ATH baru ke US$ 124.000, kali ini didorong oleh pasar spot, bukan leverage.
Sekarang, OI kembali melonjak ke US$ 227 miliar per 19 September, dengan leverage mengalir deras ke altcoins. Ini bisa jadi sinyal bahwa koreksi kali ini justru membuka jalan untuk pemulihan lebih kuat, selama BTC tidak memimpin kejatuhan berikutnya.
Sementara itu berdasarkan data dari CoinGecko, harga BTC tengah berada di angka US$ 112.572. Angka ini mencerminkan penurunan sebesar 1,8 persen dalam jangka waktu 24 jam.