Jakarta – Harga Bitcoin (BTC) kembali membuat kejutan di pasar kripto setelah sempat anjlok menembus level psikologis USD 103.000, memicu kepanikan di kalangan investor. Berdasarkan data Bitcoin World Market Monitoring, BTC sempat turun ke kisaran USD 102.974,6 di pasar Binance USDT, Kamis (6/11/2025).
Dikutip dari CoinMarketCap, penurunan tajam ini dipicu oleh sejumlah faktor, termasuk perubahan sentimen investor, kondisi ekonomi global, dan kebijakan regulasi di berbagai negara. Analis menilai koreksi ini merupakan bagian dari fluktuasi alami pasar kripto yang sangat dinamis.
Meski sempat memicu kekhawatiran, banyak pengamat melihat penurunan ini sebagai momen koreksi sementara, bukan sinyal tren bearish jangka panjang. Secara historis, Bitcoin dikenal memiliki ketahanan kuat pasca-tekanan harga besar.
Investor jangka panjang pun disebut memanfaatkan situasi ini sebagai peluang akumulasi di harga rendah, sementara trader jangka pendek menyesuaikan strategi untuk mengelola risiko. Beberapa langkah yang disarankan antara lain penggunaan strategi dollar-cost averaging, diversifikasi portofolio, dan penerapan stop-loss.
Menariknya, hanya beberapa jam setelah penurunan tajam tersebut, harga Bitcoin kembali pulih. Berdasarkan data CoinMarketCap pukul 06.15 WIB, Bitcoin naik 2,43% dalam 24 jam terakhir ke level USD 103.447 per koin (sekitar Rp 1,72 miliar, asumsi kurs Rp 16.676 per dolar AS).
Aset kripto utama lainnya juga ikut menguat:
- Ethereum (ETH) naik 5,06% ke Rp 57,06 juta per koin
- Binance Coin (BNB) naik 2,56% ke Rp 15,9 juta per koin
Analis memperkirakan level USD 103.000 akan menjadi titik pemantauan penting dalam waktu dekat. Jika harga mampu bertahan di atas level tersebut, pasar dinilai masih memiliki dukungan kuat. Namun, penembusan ke bawah USD 100.000 berpotensi memicu tekanan jual lanjutan.
Catatan: Volatilitas pasar kripto tetap tinggi. Investor disarankan melakukan analisis mendalam sebelum mengambil keputusan investasi.