Ethereum (ETH) kembali mencetak rekor baru dalam kecepatan transaksi.
Data terbaru menunjukkan total transaksi per detik (TPS) di ekosistem Ethereum mencapai 24.192 TPS, menyalip performa Solana (SOL) yang selama ini dikenal paling cepat di industri blockchain.
Rekor Baru Berkat Layer 2 Lighter
Lonjakan aktivitas ini terjadi setelah platform analitik Growthepie mulai menghitung transaksi dari Lighter, sebuah Layer 2 Ethereum yang diluncurkan pada 1 Oktober 2025.
Lighter fokus pada perdagangan derivatif perpetual futures dan menggunakan zero-knowledge proofs (ZK-rollups) untuk memproses transaksi super cepat.
Dalam 24 jam terakhir, Lighter sendiri mencatat sekitar 4.000 TPS, jauh di atas Base Chain yang hanya memproses 100–200 TPS.
Kombinasi kecepatan tinggi dari Lighter inilah yang mendorong total TPS Ethereum ke angka tertinggi sepanjang sejarahnya.
Vitalik dan Komunitas ETH Rayakan “Ethereum is Scaling”
Kabar rekor ini disambut antusias oleh komunitas Ethereum. Co-founder Vitalik Buterin mengunggah pernyataan di X dengan kalimat singkat namun simbolis: “Ethereum is scaling.”
Analis crypto Ryan Sean Adams dari podcast Bankless menyebut peningkatan ini sebagai efek dari “ZK unlock” atau momentum di mana teknologi zero-knowledge mulai membawa dampak nyata pada performa Ethereum.
Adams bahkan memprediksi TPS Ethereum bisa menembus 100.000 hingga 1 juta TPS dalam beberapa bulan mendatang seiring makin banyaknya Layer 2 yang aktif.
Namun, Lighter Juga Alami Gangguan
Meski kecepatannya memukau, Lighter belum sepenuhnya stabil. Platform ini beberapa kali mengalami network outage, mirip dengan yang dulu dialami Solana pada masa awal pengembangannya.
Insiden terparah terjadi pada 28 Oktober 2025, ketika jaringan Lighter sempat berhenti beroperasi dan timnya mengganti rugi sekitar $774.872 dalam USDC kepada 3.900 wallet yang terdampak.
Langkah kompensasi ini menunjukkan keseriusan tim pengembang menjaga kepercayaan pengguna, meskipun reliabilitas tetap jadi perhatian utama.
Apakah Pertumbuhan L2 Menguntungkan Ethereum?
Kinerja gemilang Layer 2 seperti Lighter, Base, dan Arbitrum (ARB) memang mempercepat ekosistem Ethereum, tapi menimbulkan perdebatan baru.
Beberapa analis menilai, nilai ekonomi justru lebih banyak mengalir ke Layer 2 daripada ke mainnet Ethereum.
Rezso Schmiedt dari ?RRR Capital menyoroti persoalan akrual nilai di jaringan Ethereum.
Ia menilai bahwa sebagian besar biaya transaksi justru ditangkap oleh Layer 2, bukan oleh ETH di mainnet, sehingga muncul pertanyaan mengenai bagaimana nilai ekonomi bisa kembali ke jaringan utama Ethereum.
Namun sebagian besar komunitas percaya, integrasi fee-sharing, MEV capture, dan sinergi protokol bisa menjaga nilai ETH tetap kuat sambil mendukung skalabilitas ekosistemnya.