Setelah sempat anjlok pada awal Oktober akibat pengumuman tarif baru AS terhadap China, pasar kripto mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan menjelang akhir tahun.
Investor kini kembali berburu aset yang berpotensi memimpin reli berikutnya. Tiga aset yang paling banyak disebut analis adalah XRP, Bitcoin, dan Solana karena masing-masing punya katalis kuat yang bisa memicu kenaikan besar di kuartal pertama 2026.
XRP: Dominasi Pembayaran Global dan Potensi ETF
Token XRP milik Ripple menjadi salah satu aset paling mencolok tahun ini setelah naik 318% sejak awal 2025 dan mencapai puncak di $3,65 (sekitar Rp61.000). Token ini kini menjadi kripto terbesar keempat di pasar, dengan kapitalisasi mencapai $148 miliar.
Faktor utama penggerak XRP adalah ekspansi Ripple ke sektor pembayaran global dan peluncuran stablecoin RLUSD yang memperkuat perannya dalam transaksi on-chain. Setiap aktivitas di jaringan XRP Ledger turut membakar sebagian kecil XRP, yang berarti semakin tinggi penggunaannya, semakin berkurang suplainya.
Selain itu, rumor terkait ETF spot XRP di Amerika Serikat juga menambah optimisme pasar. Jika disetujui, para analis memproyeksikan harga XRP bisa mencapai $15 (Rp250.000) pada awal 2026.
Bitcoin: Masih Raja Kripto dengan Target $250.000
Bitcoin (BTC) tetap menjadi aset utama bagi investor institusional maupun ritel. Setelah menyentuh rekor baru di $126.080 (sekitar Rp2,1 miliar) pada Oktober lalu, BTC sempat terkoreksi, namun kini kembali menunjukkan momentum positif.
Analis menilai, jika proyek modernisasi regulasi aset digital “Project Crypto” dari SEC disetujui atau rencana U.S. Strategic Bitcoin Reserve dijalankan oleh pemerintahan Trump, harga Bitcoin bisa mencapai $250.000 (Rp4,1 miliar) pada 2026.
Dengan kapitalisasi mencapai $2 triliun, Bitcoin masih menguasai lebih dari separuh total nilai pasar kripto global yang kini berada di kisaran $3,6 triliun.
Solana: Penantang Ethereum dengan Momentum Baru
Solana (SOL) menjadi pesaing terkuat Ethereum berkat kecepatan dan efisiensi jaringannya. Kapitalisasi Solana kini mencapai $90,5 miliar dengan total nilai terkunci (TVL) sekitar $10 miliar.
Penerbitan ETF spot Solana oleh Grayscale dan Bitwise di New York Stock Exchange menjadi pemicu masuknya arus dana institusional besar. Harga SOL saat ini berada di $161 (Rp2,6 juta) dengan potensi naik hingga $450 (Rp7,5 juta) jika ETF menarik inflow besar.
Meski sempat turun 3,5% dalam sehari, indikator RSI di level 48 menunjukkan ruang kenaikan masih terbuka luas.