JPMorgan Chase kembali menegaskan posisinya sebagai pelopor inovasi di sektor keuangan global.
Bank raksasa asal Wall Street ini resmi meluncurkan JPM Coin, token berbasis blockchain yang memungkinkan transfer dolar nyata secara instan 24 jam tanpa batas waktu bank.
Peluncuran ini dilakukan di Base, blockchain publik milik Coinbase, menandai langkah besar dalam penyatuan keuangan tradisional dan teknologi Web3.
Revolusi Transfer Dolar dari JPMorgan
Dengan JPM Coin, klien institusional kini dapat mengirim dan menerima dolar secara real-time, bahkan di luar jam kerja bank.
Transaksi yang biasanya membutuhkan waktu berjam-jam kini bisa selesai dalam hitungan detik.
Berbeda dengan stablecoin seperti USDT atau USDC, JPM Coin bukan token yang didukung cadangan, melainkan representasi langsung dari simpanan dolar yang benar-benar disimpan di JPMorgan.
Artinya, setiap token JPM Coin mewakili uang nyata di rekening bank dan dapat menghasilkan bunga (yield) layaknya simpanan biasa.
Langkah ini juga menunjukkan pergeseran besar di industri perbankan menuju deposit token, bentuk baru aset digital yang dianggap lebih aman dan patuh regulasi.
Dibangun di Blockchain Coinbase: Simbol Kolaborasi TradFi dan Web3
Hal yang membuat peluncuran ini menarik adalah keputusan JPMorgan menggunakan Base, blockchain publik yang dibangun oleh Coinbase.
Biasanya, bank besar cenderung memilih private blockchain karena alasan keamanan. Namun, langkah JPMorgan menunjukkan kepercayaan yang meningkat terhadap infrastruktur publik blockchain.
Menurut Co-Head Blockchain JPMorgan, Naveen Mallela, JPM Coin dirancang untuk menyelesaikan pembayaran “dalam hitungan detik, kapan pun, di mana pun.”
Beberapa mitra awal yang ikut serta dalam uji coba meliputi Mastercard, Coinbase, dan B2C2. Coinbase bahkan akan menerima JPM Coin sebagai jaminan (collateral), memperluas fungsinya di ekosistem kripto.
Kerja Sama Global dan Ekspansi Multi-Mata Uang
Tak hanya beroperasi di AS, JPMorgan juga mengumumkan kemitraan baru dengan DBS Bank untuk menguji cross-border tokenized deposits melalui platform internalnya, Kinexys.
Jaringan Kinexys sendiri sudah memproses transaksi senilai lebih dari $3 miliar per hari, dan sebagian dari aktivitas ini kini mulai dipindahkan ke blockchain Base.
Dengan rencana ekspansi ke berbagai mata uang dan blockchain lain, JPM Coin berpotensi menjadi standar baru sistem pembayaran digital antarnegara.
Para analis melihat langkah ini sebagai bagian dari perlombaan global antarbank besar, seperti Citi, Deutsche Bank, dan Santander, dalam menerapkan blockchain untuk mempercepat penyelesaian transaksi dan menekan biaya operasional.
Deposit Token vs Stablecoin: Apa Bedanya?
Salah satu poin penting dalam peluncuran ini adalah perbedaan antara deposit token dan stablecoin.
Deposit token seperti JPM Coin mewakili uang riil yang tersimpan di rekening bank dan tunduk pada regulasi perbankan.
Sementara stablecoin bergantung pada cadangan aset pihak ketiga, dan umumnya tidak menghasilkan bunga.
Dengan sifatnya yang patuh, terjamin, dan bisa menghasilkan yield, deposit token dinilai lebih cocok bagi lembaga keuangan yang ingin merasakan efisiensi blockchain tanpa keluar dari sistem keuangan tradisional.
Langkah Strategis Wall Street ke Dunia Blockchain
Peluncuran JPM Coin di blockchain publik Coinbase menjadi titik balik adopsi blockchain oleh sektor perbankan global.
Wall Street yang sebelumnya skeptis kini justru menjadi pionir dalam pemanfaatan teknologi ini untuk efisiensi dan transparansi keuangan.
Jika uji coba ini berhasil, bukan tidak mungkin deposit token seperti JPM Coin akan menjadi alternatif utama stablecoin di masa depan, terutama untuk transaksi lintas negara berskala besar.