Pasar kripto kembali mengalami tekanan jual besar-besaran pada Rabu (12/11/2025). Bitcoin (BTC) memimpin pelemahan pasar dengan kembali tergelincir di bawah level US$ 102.000, menghapus hampir seluruh pemulihan awal pekan ini.
Menurut data pasar terkini, kapitalisasi pasar kripto global turun 2 persen, menyentuh US$ 3,42 triliun pada saat artikel ini ditulis. Melansir dari coinpedia.org, altcoin juga ikut terseret dengan Ethereum, Solana dan Cardano mencatat penurunan signifikan.
3 Faktor Penyebab Jatuhnya Harga Kripto Hari Ini
1. Minimnya Permintaan dan Kekhwatiran akan Kapitulasi Lanjutan
Likuiditas di pasar kripto tampak terus mengering. Data dari ETF spot Bitcoin dan Ethereum menunjukkan arus dana masuk yang lemah dalam beberapa pekan terakhir.
Bahkan Open Interest (OI) Bitcoin, indikator minat terhadap kontrak berjangka, telah turun ke level terendah dalam tujuh bulan di seluruh bursa. Hal ini memperkuat sinyal bahwa pelaku pasar saat ini lebih banyak memilih keluar ketimbang masuk.
Di platform prediksi Polymarket, banyak trader kini mulai bertaruh harga BTC akan jatuh di bawah US$ 100.000 dalam beberapa hari mendatang.
2. Likuidasi Masif dan Ketakutan Akan Serangan pada Hyperliquid
Tekanan jual diperparah dengan likuidasi besar-besaran posisi leverage. Dalam 24 jam terakhir, pasar mencatat likuidasi senilai US$ 612 juta, di mana sekitar US$ 502 juta merupakan posisi long yang terpaksa ditutup paksa.
Rumor soal potensi serangan pada Hyperliquid, platform DEX futures terbesar saat ini, ikut menambah kepanikan. Belum ada konfirmasi resmi, ketakutan ini cukup untuk mendorong investor melakukan aksi jual defensif.
3. Dampak Teknikal dan Efek “Sell-The-News” dari Pembukaan Pemerintahan Amerika
Secara teknikal, Bitcoin dan altcoin menghadapi tekanan lanjutan setelah gagal menembus resisten penting. Di sisi lain, investor emas justru menikmati reli, harga emas naik 2 persen menjadi US$ 4.200 per ons, menandai rotasi modal dari kripto ke aset lindung nilai tradisional.
Pelemahan kripto ini juga bertepatan dengan reopening pemerintahan Amerika setelah 40 hari shutdown. Meski dianggap positif untuk ekonomi makro, pasar kripto tampaknya mengalami efek ‘sell-the-news’, di mana berita baik justru dijadikan alasan untuk ambil untung.
Apakah Bull Market Sudah Berakhir?
Meski tekanan pasar jangka pendek masih kuat, beberapa analis masih optimis bahwa bull market kripto 2025 belum berakhir.
Bank sentral AS (The Fed) diperkirakan akan memulai kembali program Quantitative Easing (QE) bulan depan. Ini menjadi potensi katalis besar bagi pasar aset berisiko, termasuk kripto.
Di saat yang sama, harga emas yang kini mendekati pola double top makro juga bisa menjadi sinyal bahwa reli emas mulai melemah. Jika itu terjadi, rotasi kembali ke aset digital bisa kembali mendorong harga kripto naik dalam beberapa pekan ke depan.