Harga bitcoin (BTC) meluncur tajam hingga turun di bawah level psikologis USD 100.000 pada Jumat (14/11/2025). Pelemahan ini terjadi akibat meningkatnya risk-off sentiment dan aksi jual saham teknologi yang kembali menekan sentimen pasar global, termasuk Wall Street.
Menurut data Coinmarketcap.com, bitcoin anjlok 4,23% dalam 24 jam dan melemah 4,76% dalam sepekan, hingga berada di level USD 97.559 atau sekitar Rp 1,62 miliar. Sementara itu, data Yahoo Finance mencatat koreksi bitcoin mencapai 3,9% ke USD 97.969, yang telah memangkas nilai pasarnya sebesar USD 450 miliar (Rp 7.520 triliun) sejak awal Oktober.
Sejumlah faktor turut menekan pasar kripto, termasuk melemahnya dukungan dari dana investasi besar, ETF, dan kas perusahaan, yang sebelumnya menjadi pendorong reli kripto sepanjang 2025.
Firma riset 10XResearch menegaskan pasar kripto kini telah memasuki rezim bearish, dipicu arus ETF yang melemah, aksi jual pemegang jangka panjang, dan minimnya partisipasi investor ritel. Mereka menetapkan USD 93.000 sebagai level kunci berikutnya untuk bitcoin.
Tekanan juga datang dari pasar global. Analis Wintermute, Jake Ostrovskis, menyebut aktivitas penjualan spot besar hingga lindung nilai perusahaan telah melemahkan bitcoin, sementara minat pada altcoin hampir menghilang. “Ketika narasi spesifik kripto memudar, korelasi dengan aset tradisional meningkat,” ujarnya.
Volatilitas pasar meningkat setelah reli singkat saham AS mereda, sementara ketidakpastian mengenai pemangkasan suku bunga Federal Reserve kembali membuat investor cemas. Kondisi ini menekan aset berisiko seperti saham teknologi dan kripto.
Saham Strategy Inc., yang sering menjadi proksi bagi eksposur Bitcoin, juga ambles dalam beberapa pekan terakhir, menghapus miliaran dolar modal investor.
Meski bitcoin masih naik sekitar 5% sepanjang tahun dan menguat 40% sejak pemilu AS 2024, momentum reli dinilai menurun drastis. Tekanan besar sejak Oktober—termasuk likuidasi leverage hampir USD 19 miliar dalam satu hari—mengubah sentimen di seluruh pasar kripto.
10XResearch memperingatkan bahwa pola pasar saat ini menyerupai fase bearish pada 2024–2025 yang memicu koreksi 30–40%. Bitcoin kini telah turun lebih dari 20% dari puncaknya tahun ini dan belum menunjukkan tanda pemulihan kuat.
“Tidak ada lagi aroma pasar bearish—Bitcoin dan mayoritas aset kripto kini benar-benar berada dalam pasar bearish,” tulis 10X dalam laporannya, merujuk pada posisi harga yang masih berada di bawah rata-rata pergerakan jangka panjang.