Dominasi Bitcoin (BTC) mulai melemah, dan sejumlah analis menilai pasar kripto tengah memasuki fase rotasi modal ke altcoin.
Melansir dari BeInCrypto, terdapat tiga indikator teknis utama yang mengisyaratkan potensi awal altcoin season di bulan ini.
Meski sebagian pelaku pasar masih skeptis, sinyal ini mulai menarik perhatian trader yang mencari peluang dari pergeseran tren.
1. Bitcoin Dominance Melemah dan Potensi Rotasi Modal
Data terbaru menunjukkan Bitcoin Dominance (BTC.D) berada di kisaran 59,94%, menurun dari level tertinggi Juni lalu.
Analis Matthew Hyland menilai pola BTC.D masih berada dalam tren bearish, menyebut kenaikan terakhir sebagai “dead cat bounce” atau pantulan semu dalam tren turun.
Sementara itu, Michaël van de Poppe melihat kemiripan pola dengan siklus 2019–2020, ketika Bitcoin kehilangan dominasinya dan pasar altcoin mulai melonjak.
Trader Don bahkan menyoroti pola head and shoulders pada grafik BTC.D yang menjadi formasi klasik yang kerap menandakan pembalikan arah tren.
Jika pola ini terkonfirmasi, dominasi Bitcoin berpotensi turun lebih jauh dan membuka ruang bagi kapital mengalir ke altcoin seperti Ethereum (ETH), Solana (SOL), hingga token mid-cap yang undervalued.
2. Pergeseran Psikologi Pasar dan Minat Investor Ritel
Sementara sisi teknikal memberi sinyal awal, aspek psikologis juga menunjukkan perubahan arah.
Menurut analis Merlijn, altcoin season biasanya dimulai saat fase ketidakpercayaan pasar ketika sebagian besar investor menyerah dan volatilitas menurun.
Ia menegaskan bahwa kondisi saat ini mirip dengan fase “disbelief” sebelum reli besar 2020 lalu.
Indikasi meningkatnya minat dari investor ritel terlihat dari rally akhir pekan di beberapa altcoin.
Pergerakan ini sering menjadi tanda awal perubahan sentimen, dari pesimisme menuju optimisme hati-hati (cautious optimism) di kalangan trader.
3. Likuiditas Baru dari Kebijakan The Fed
Faktor eksternal juga berperan penting. Laporan yang sama mengutip rencana Federal Reserve (The Fed) untuk memulai kembali program Quantitative Easing (QE) pada 1 Desember 2025.
Langkah ini diharapkan meningkatkan likuiditas pasar keuangan global, menurunkan suku bunga, dan mendorong investor untuk mencari aset berisiko lebih tinggi seperti kripto.
Secara historis, kebijakan pelonggaran moneter semacam ini telah memperkuat reli di sektor kripto.
Dengan kembalinya QE, beberapa analis memperkirakan rotasi modal dari Bitcoin ke altcoin bisa terjadi lebih cepat dari perkiraan.
Antara Optimisme dan Kewaspadaan
Meski ketiga indikator tersebut tampak mendukung potensi awal altcoin season, sejumlah analis tetap mengingatkan agar pasar tidak terburu-buru menyimpulkan tren.
Pasar kripto pasca-koreksi Oktober masih rapuh, dan sentimen makroekonomi global belum sepenuhnya stabil.
Bagi trader, fase seperti ini menjadi momen krusial untuk memantau Bitcoin Dominance, volume altcoin utama, dan arah kebijakan moneter global sebagai pemandu utama pergerakan harga.