Analis Bitcoin (BTC) Willy Woo memaparkan langkah sederhana yang diyakininya dapat memberikan perlindungan sementara terhadap potensi ancaman quantum computing.
Ia menyarankan pemilik Bitcoin untuk menyimpan asetnya di alamat SegWit hingga protokol “quantum-safe” resmi dirilis.
Langkah ini muncul di tengah diskusi panjang mengenai seberapa besar risiko quantum computer terhadap kriptografi Bitcoin.
Teknologi tersebut secara teori mampu membongkar enkripsi, mengekstrak private key dari public key, dan berpotensi mengambil alih dana jika kemampuan komputasinya mencapai titik tertentu.
SegWit Disebut Lebih Aman dari Taproot
Dalam penjelasannya, Woo menyebut bahwa alamat Taproot menampilkan public key secara langsung di address.
Jika quantum computer mencapai kemampuan dekripsi ekstrem, public key yang terlihat ini secara teori bisa dipecahkan lebih cepat. Sebaliknya, SegWit menyembunyikan public key hingga transaksi dilakukan.
Mekanisme ini membuat public key “tidak bisa dibaca” sebelum dana benar-benar dipindahkan, sehingga menambah lapisan perlindungan pada era yang disebut Woo sebagai big scary quantum computers.
Namun ada konsekuensi. Bitcoin yang disimpan di alamat SegWit sebaiknya tidak dipindahkan sama sekali hingga protokol quantum-resistant resmi diterapkan. Perpindahan dana akan otomatis menampilkan public key dan membuka kembali risiko.
Ahli Keamanan Tidak Sepenuhnya Sepakat
Pernyataan Woo langsung ditanggapi oleh Charles Edwards, pendiri Capriole. Menurut Edwards, SegWit bukanlah solusi keamanan jangka panjang.
Ia menilai jaringan Bitcoin justru “paling rentan” jika industri terlambat mengadopsi standar cryptography baru yang tahan quantum.
Edwards menyerukan percepatan pengembangan protokol baru yang benar-benar quantum-safe.
Jika proses ini berjalan lambat, ia memperingatkan bahwa jaringan dapat menghadapi ancaman sistemik lebih cepat dari yang diperkirakan.
Sebagian Pihak Menilai Ancaman Quantum Masih Terlalu Dini
Di sisi lain, banyak pemimpin industri kripto yang menilai ancaman quantum saat ini masih jauh dari kenyataan.
Bitcoin bull Michael Saylor sebelumnya menyebut isu quantum sebagai “marketing gimmick” yang dimanfaatkan untuk mempromosikan proyek token bertema quantum.
Ia berpendapat bahwa teknologi tersebut masih menghadapi kendala fundamental, mulai dari kebutuhan memori, stabilitas kalkulasi, hingga batasan fisik yang belum terpecahkan.
Sejumlah analis juga berargumen bahwa jika quantum computer benar-benar mampu menembus enkripsi, institusi besar seperti bank, lembaga militer, atau infrastruktur internet akan menjadi target pertama, bukan Bitcoin.
Upgrade Protokol Sudah Mulai Dibahas
Woo mencatat bahwa konsensus umum di komunitas teknis menyebut ancaman quantum yang nyata kemungkinan baru muncul setelah tahun 2030.
Sementara itu, riset teknologi keamanan baru berbasis post-quantum cryptography sudah mulai dirintis, termasuk di ekosistem Bitcoin.
Custodian besar yang mengelola ETF Bitcoin, penyimpanan treasury, maupun cold wallet institusional disebut dapat menerapkan standar mitigasi internal bahkan sebelum protokol resmi diimplementasikan.