Arthur Hayes kembali jadi sorotan setelah tercatat menjual aset kripto senilai sekitar Rp81 miliar di tengah kondisi market yang sedang melemah.
Aktivitas ini terekam dari data on-chain yang memantau pergerakan wallet miliknya dalam 24 jam terakhir.
Penjualan Besar Saat Market Sedang Turun
Dalam periode pasar yang bergerak negatif, Hayes melakukan penjualan berbagai aset, terutama Ethereum (ETH) dan sejumlah altcoin berbasis DeFi.
Data dari Lookonchain menunjukkan bahwa transaksi dilakukan secara bertahap dalam hitungan jam ketika volatilitas meningkat.
Rinciannya meliputi:
- 260 ETH senilai $820.000
- 2,4 juta Ethena (ENA) senilai $651.000
- 640.000 Lido DAO (LDO) senilai $480.000
- 1.630 AAVE senilai $289.000
- 28.670 Uniswap (UNI) senilai $209.000
Selain itu, terdapat batch transaksi sebelumnya pada periode yang sama:
- 520 ETH
- 2,62 juta ENA
- 132.730 Ether.fi (ETHFI)
Jika digabungkan, total nilai penjualan mencapai $4,96 juta, atau sekitar Rp81 miliar dengan kurs Rp16.500.
Portofolio Ditrimming Saat Harga Bergerak Turun
Aksi jual ini terjadi ketika Bitcoin (BTC) turun ke kisaran $94.000 dan Ethereum melemah ke sekitar $3.100.
Banyak altcoin ikut tertekan, meski beberapa token seperti Zcahs (ZEC) sempat bergerak naik lebih dari 220% dalam sebulan terakhir.
Tren tersebut memunculkan dugaan bahwa Hayes sedang melakukan portfolio trimming, terutama pada aset-aset yang cenderung sensitif terhadap penurunan pasar.
Langkah ini juga sejalan dengan kebiasaannya yang dikenal cukup aktif dalam mengatur ulang posisi ketika volatilitas meningkat.
Reaksi Pasar Cenderung Stabil Meski Ada Dump Besar
Meski nilai penjualannya cukup besar, Bitcoin dan Ethereum tidak menunjukkan reaksi ekstrem.
Pergerakan harga tetap stabil setelah transaksi selesai, menandakan market mampu menyerap tekanan jual tersebut.
Sementara itu, komunitas kripto dan analis on-chain terus memantau pergerakan dompet Hayes untuk melihat apakah akan ada gelombang penjualan lanjutan, terutama jika kondisi pasar belum menemukan titik stabil.