Jakarta – El Salvador kembali menegaskan komitmennya terhadap Bitcoin dengan menambah 1.091 BTC senilai hampir USD 100 juta (Rp 1,67 triliun) di tengah penurunan harga pasar. Presiden Nayib Bukele melalui unggahan di platform X menunjukkan total kepemilikan negara kini mencapai 7.474,37 BTC atau sekitar USD 688 juta (Rp 11,52 triliun). Pemerintah tetap menjalankan strategi beli 1 BTC per hari, yang telah dimulai sejak November 2022.
Pendekatan agresif di saat harga turun dinilai analis sebagai tanda pergeseran strategi keuangan global oleh negara-negara berdaulat. Stacy Herbert dari Bitcoin Office El Salvador menyebut langkah Bukele sebagai upaya mendistribusikan kekuatan ekonomi, bukan memperkuat kontrol pemerintah.
Di pasar Asia, Bitcoin sempat turun di bawah USD 90.000, menyusul aksi jual dalam 24 jam terakhir.
Sementara itu, Bolivia resmi bekerja sama dengan El Salvador untuk mengembangkan kebijakan kripto. Setelah mencabut larangan kripto pada 2024, Bolivia kini menandatangani MoU dengan El Salvador untuk memperkuat regulasi, strategi blockchain, dan kerangka operasional aset digital.
Bank Sentral Bolivia berharap dapat belajar dari pengalaman El Salvador sebagai negara pertama yang mengakui Bitcoin sebagai alat pembayaran sah, guna membangun ekosistem aset digital yang aman dan teregulasi serta menarik investasi baru. Kerja sama ini berlaku tanpa batas waktu dan menjadi tonggak penting bagi integrasi kripto dalam sistem keuangan Bolivia.