Jakarta – iShares Bitcoin Trust (IBIT) milik BlackRock mengalami penarikan dana besar-besaran pada 18 November 2025, dengan arus keluar mencapai USD 523 juta (sekitar Rp 8,75 triliun). Angka ini menjadi arus keluar terbesar sejak ETF tersebut diluncurkan pada Januari 2024, menurut data Farside Investors.
Penarikan ini terjadi di tengah penurunan harga Bitcoin yang terus melemah hingga menyentuh level terendah tujuh bulan. Dalam lima hari terakhir, total arus keluar IBIT mencapai USD 1,42 miliar, menjadikan November sebagai bulan terburuk bagi ETF Bitcoin tersebut.
Meski IBIT mencatat rekor negatif, ETF Bitcoin lainnya justru mengalami arus masuk. Grayscale Mini Trust (BTC) mencatat inflow USD 139,6 juta, dan ETF Franklin Templeton (EZBC) meraih inflow USD 10,8 juta pada hari yang sama. Analis menilai sebagian investor mulai beralih ke instrumen alternatif meski sentimen risiko tetap lemah.
Harga Bitcoin Tertekan
Bitcoin sempat turun di bawah USD 90.000, anjlok sekitar 30% dari puncaknya di Oktober yang pernah menembus USD 126.000. Volume perdagangan 24 jam juga turun 42%. Banyak investor ETF disebut berada di level impas atau rugi, sehingga penarikan dana meningkat.
Meskipun mengalami tekanan, IBIT masih menjadi ETF Bitcoin terbesar di dunia, mengelola USD 87,63 miliar per 19 November 2025. Sebelumnya, dana ini sempat mengumpulkan hampir USD 25 miliar inflow dari Maret hingga Oktober.
BlackRock Ajukan Produk Bitcoin Premium Income ETF
Di tengah gejolak pasar, BlackRock mengajukan produk baru bernama Bitcoin Premium Income ETF, yang menawarkan imbal hasil melalui strategi covered-call. Bloomberg Intelligence menyebut produk ini sebagai penerus potensi dari IBIT.
Kuasanya di sektor kripto terus meluas. BlackRock kini tercatat sebagai kustodian institusional terbesar untuk Bitcoin dan Ethereum, mengelola lebih dari 756.000 BTC dan 3,8 juta ETH dengan total aset kripto melampaui USD 101 miliar.
ETF kripto BlackRock juga memberikan pendapatan tahunan lebih dari USD 260 juta, dan inflow untuk ETF Ethereum mereka pekan lalu mencapai USD 512 juta.