Bitcoin kembali masuk fase koreksi dalam setelah harga turun 7,32% dalam 24 jam terakhir dan kini diperdagangkan di sekitar US$85.566 atau sekitar Rp1,42 miliar. Kapitalisasi pasar BTC ikut merosot ke US$1,70 triliun, sementara volume perdagangan melonjak ke US$96 miliar, menandakan aksi jual panik masih berlangsung.
Ethereum juga tertekan dengan penurunan 7,54% ke US$2.799, sedangkan XRP turun 7% ke US$1,97. Koreksi serempak pada altcoin besar menunjukkan tekanan pasar masih kuat dan belum ada tanda stabilisasi.
Di balik lesunya pasar kripto, Bitcoin diprediksi bisa merosot lebih dalam. Bagaimana penjelasannya?
Analis yang Prediksi Crash dari US$125.000 Kini Targetkan US$60.000
Sosok yang menjadi sorotan adalah analis kripto DrProfit, yang sebelumnya tepat memprediksi kejatuhan Bitcoin dari US$125.000 ke level US$90.000. Ia menegaskan bahwa banyak trader mengira fase koreksi sudah selesai, padahal sinyal teknikal menunjukkan risiko penurunan lanjutan masih dominan.
Ia memperingatkan bahwa target berikutnya berada di US$60.000, terutama jika Bitcoin gagal bertahan di zona support utama. Menurutnya, sentimen pasar masih rapuh dan tekanan jual belum sepenuhnya mereda.
Bitcoin Masuk Zona Oversold, Tapi Recovery Belum Tentu Berlanjut
Data harian menunjukkan Bitcoin untuk pertama kalinya dalam sembilan bulan memasuki kondisi oversold, yaitu situasi ketika harga turun terlalu dalam dalam waktu singkat. Dalam pola historis, kondisi ini sering memicu pantulan harga jangka pendek tetapi bukan sinyal pembalikan tren.
Zona US$85.000 kini menjadi support kritis yang menentukan langkah Bitcoin berikutnya. Jika ditutup harian di bawah level ini, BTC berpotensi turun ke area US$75.000 – US$77.000, dan bila tembus, akselerasi menuju target US$60.000 bisa semakin cepat.
Kenaikan ke US$92.000 – US$94.000 Jadi Syarat Recovery
Analis menyebut bahwa peluang pantulan sementara bisa muncul ketika trader mulai menutup posisi short untuk mengunci profit. Namun, pemulihan kuat belum dapat dikonfirmasi selama BTC gagal menembus kembali zona resistansi US$92.000 – US$94.000.
Selama harga berada di bawah area tersebut, tekanan jual diprediksi tetap lebih dominan daripada minat beli. Pasar kini berfokus pada apakah volatilitas tinggi ini menjadi sinyal awal penurunan lebih dalam atau sekadar koreksi lanjutan dari reli sebelumnya.