Dogecoin (DOGE) kembali tertekan pada Kamis sore, dengan penurunan lebih dari 5,4 persen dan diperdagangkan di sekitar US$ 0,1497. Melansir dari benzinga.com, penurunan ini terjadi seiring gelombang risk-off yang menyapu seluruh pasar keuangan setelah laporan tenaga kerja Amerika Serikat menunjukkan hasil yang jauh lebih panas dari prediksi.
Laporan terbaru Bureau of Labor Statistic mencatat 119.000 penambahan pekerjaan non-pertanian di bulan September. Angka ini merupakan lebih dari dua kali lipat dari perkiraan konsensus sebesar 50.000. Data ini memicu kekhawatiran bahwa ekonomi Amerika masih terlalu kuat untuk pertimbangan akan pemotongan suku bunga dalam waktu dekat.
Dengan prospek pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember kini makin kecil, investor bergegas keluar dari aset-aset beresiko, termasuk mata uang kripto.
Dampak Lebar
Koreksi tidak hanya menimpa Dogecoin. Seluruh pasar kripto merasakan hantaman dengan rincian:
- Bitcoin jatuh lebih dari 6,5 persen ke kisaran US$ 86.800.
- Ethereum merosot 7,2 persen.
- Saham kripto seperti Coinbase turun 6,4 persen.
- Indeks teknologi Nasdaq-100 melemah hingga 1,8 persen.
Sentimen negatif ini mencerminkan ketakutan bahwa pasar sedang bersiap menghadapi fase likuiditas ketat yang lebih lama.
Sentimen Masih Rentan
Bagi pemegang Dogecoin, situasi jangka pendek tetap tidak menentu. Harapan pasar akan suku bunga rendah, bahan bakar umum bagi reli kripto, kini tampak semakin menjauh.
Selama The Fed mempertahankan sikap ‘dovish hodl’ dan mengirim sinyal bahwa pelonggaran moneter belum dekat, aset spekulatif seperti DOGE kemungkinan akan terus berada di bawah tekanan.
Sementara itu berdasarkan data terbaru dari CoinGecko per hari Jumat (21/11/2025) pagi, harga Dogecoin saat ini berada pada angka US$ 0.1501. Angka ini mencerminkan penurunan Dogecoin sebesar 3,7 persen dalam jangka waktu 24 jam terakhir.
Sebagaimana diketahui, sejak awal bulan November 2025 pasar kripto telah menampakkan kelemahan. Sejumlah trader menuding bahwasanya whale merupakan salah satu pelaku utama penyebab terjadinya penurunan besar. Di satu sisi, beberapa analis menyebut bahwa faktor makro-lah yang menyumbangkan penurunan terbesar.