Jakarta – Trader kripto terkenal, Huang Licheng, kembali mengalami kerugian besar setelah posisi long Ethereum (ETH) dengan leverage tinggi miliknya terlikuidasi. Huang kehilangan USD 115.000 atau sekitar Rp 1,9 miliar, menyisakan saldo hanya USD 7.000 di akunnya.
Analis on-chain Yu Jin, yang memverifikasi transaksi tersebut pada Senin (24/11/2025), menyebut kerugian ini memperlihatkan risiko ekstrem yang selalu menyertai perdagangan kripto berleverage. Huang dikenal sebagai whale yang sering mengambil posisi besar di aset seperti ETH dan UNI.
Meski kerugiannya besar secara individual, dampaknya terhadap pasar dinilai minim. Pergerakan whale tetap menjadi perhatian trader lain, namun tidak ada perubahan kebijakan atau isyarat institusional baru terkait insiden ini.
Sentimen Pasar Memburuk: Fear & Greed Capai Level Ekstrem
Kerugian Huang terjadi di tengah kondisi pasar kripto yang melemah tajam. Indeks Fear and Greed CoinMarketCap turun di bawah level 10, menandai sentimen ketakutan ekstrem dan menguatkan pandangan bahwa pasar telah memasuki fase bearish.
Beberapa prediksi menyebut harga Bitcoin berpotensi turun menuju USD 60.000.
Analisis On-Chain: Ada yang Keluar, Ada yang Masuk
Menurut CEO CryptoQuant Ki Young Ju, volatilitas yang menjatuhkan trader leverage justru membuka peluang bagi investor jangka panjang di pasar spot.
Ia menjelaskan bahwa:
- Puncak siklus bullish kemungkinan telah terjadi di kisaran USD 100.000 awal tahun.
- Secara historis, pasar bisa ter-reset menuju realized price sekitar USD 56.000, meski kali ini tidak harus sedalam itu.
Ju menyoroti meningkatnya kepemilikan institusional, terutama perusahaan seperti Strategy milik Michael Saylor, yang terus menambah posisi Bitcoin dan tidak menunjukkan niat menjual. Kepemilikan jangka panjang ini bisa mempercepat terbentuknya tekanan suplai, berbeda dengan siklus sebelumnya.