CEO VanEck, Jan van Eck, menyuarakan kekhawatiran dalam wawancara CNBC baru-baru ini di Amerika Serikat, menanggapi kekhawatiran komunitas Bitcoin terkait enkripsi dan privasi. Ia mengatakan Bitcoin Maxis kini mempelajari Zcash karena komputasi kuantum dapat melemahkan keamanan Bitcoin dan mengungkap riwayat transaksi. Pernyataan ini muncul minggu ini ketika para pemegang lama mempertanyakan transparansi, batasan teknologi, dan perlindungan aktivitas on-chain di masa mendatang.
Menurut CNBC, Jan van Eck mengatakan Bitcoin menghadapi pengawasan ketat terkait kemampuan enkripsinya dalam menangani mesin kuantum yang sedang berkembang. Ia menambahkan bahwa para pengembang kini sedang mendiskusikan apakah sistem perlindungan yang ada memenuhi kebutuhan komputasi di masa mendatang.
Secara khusus, ia menyatakan VanEck akan mempertimbangkan kembali eksposur Bitcoin jika tesis intinya runtuh di bawah tekanan kuantum. Namun, kekhawatiran ini tidak hanya terbatas pada kalangan investor.
Ia menjelaskan bahwa pengguna Bitcoin semakin menyadari bahwa siapa pun dapat melacak pergerakan dompet dan arus transaksi. Oleh karena itu, transparansi kini menimbulkan masalah privasi pribadi dalam komunitas. Hal ini menciptakan jalur langsung menuju jaringan alternatif yang berfokus pada privasi.
Van Eck mengonfirmasi bahwa beberapa OG Bitcoin secara aktif mengeksplorasi Zcash sebagai alternatif yang berfokus pada privasi. Ia menggambarkan Zcash sangat mirip dengan Bitcoin, tetapi dengan perlindungan privasi yang lebih kuat melalui bukti tanpa pengetahuan. Akibatnya, pengguna mengevaluasi transaksi yang dilindungi untuk membatasi visibilitas publik.
Lebih lanjut, ia menyoroti bagaimana kritik sebelumnya terhadap Bitcoin karena penggunaan ilegal telah mengubah persepsi. Orang-orang kini memahami bahwa buku besar Bitcoin memungkinkan pelacakan antar dompet. Akibatnya, kekhawatiran privasi mendorong diskusi serius seputar adopsi Zcash. Pergeseran ini menandai perubahan yang jelas dalam cara pemegang veteran menangani kerahasiaan transaksi.