Pasar digegerkan oleh data terbaru dari XRP Ledger yang mencatat lebih dari 1,05 juta pembayaran antar-wallet hanya dalam satu hari atau lonjakan 15% dalam semalam.
Biasanya, peningkatan aktivitas jaringan seperti ini dianggap sinyal positif karena menunjukkan lebih banyak penggunaan aset. Namun kondisi kali ini justru berlawanan.
Meski jaringan semakin aktif, harga XRP anjlok 6.7% dalam 24 jam, kembali turun ke sekitar US $2.04. Pergerakan ini membuat banyak trader bertanya-tanya: jika blockchain-nya makin sibuk, mengapa harga malah jatuh?
Lonjakan transaksi besar seperti ini bisa dipicu oleh otomatisasi jaringan, aktivitas whale, atau awal dari arus institusional setelah ETF XRP mulai diperdagangkan di Amerika Serikat. Namun tanpa dorongan pembelian yang kuat, kenaikan aktivitas belum tentu berdampak pada harga.
Volume Perdagangan Naik Dua Kali Lipat, Tapi Didominasi Penjualan
Data pasar menunjukkan bahwa volume perdagangan XRP melonjak hampir dua kali lipat menjadi US $4 miliar dalam sehari. Namun kenaikan volume ini bukan tanda bullish, justru sebaliknya.
Dominasi transaksi jual menandakan bahwa pelaku pasar memanfaatkan lonjakan aktivitas ini untuk melepas posisi. Dalam kondisi seperti ini, tekanan jual mengalahkan sentimen positif dari sisi jaringan.
Bagi pembaca awam, volume perdagangan adalah total nilai transaksi yang terjadi dalam periode tertentu. Volume tinggi biasanya menunjukkan pasar sedang aktif, tapi jika aktivitas didominasi penjualan, harga cenderung turun.
Tekanan ke Support US $1.90 Semakin Kuat
Setelah sempat bertahan pada level US $1.90 di akhir November, XRP kini kembali mendekati zona yang sama. Level ini menjadi titik pengawasan penting bagi analis karena sebelumnya berhasil menahan penurunan lebih dalam.
Namun kondisi saat ini jauh lebih rapuh. Meskipun aktivitas jaringan meningkat, kekuatan beli belum terlihat. Bila US $1.90 kembali diuji dan gagal bertahan, skenario bearish berikutnya mengarah ke US $1.65, yang berarti potensi penurunan sekitar 19% dari level sekarang.
Sebaliknya, jika level support ini mampu menahan tekanan jual, ada peluang bull masuk kembali menjelang 2026.
Kenapa Harga XRP Malah Jatuh?
Peningkatan aktivitas jaringan memang menarik, tetapi korelasi antara penggunaan blockchain dan kenaikan harga tidak selalu linear.
- Lonjakan transaksi tidak otomatis berarti masuknya uang baru.
- Aktivitas bisa berasal dari otomatisasi bot, perpindahan aset antar-wallet, atau strategi pengelolaan dana besar.
- Tanpa pembelian berskala besar, harga tetap rentan turun.
Dengan kata lain, pasar masih menunggu bukti bahwa lonjakan aktivitas ini benar-benar mencerminkan peningkatan permintaan riil terhadap XRP, bukan sekadar anomali teknis.