Crypto kini masuk daftar hadiah Natal favorit di Amerika, terutama di kalangan Gen Z. Survei terbaru Visa pada 2 Desember menunjukkan 45% Gen Z di Amerika Serikat akan senang menerima crypto sebagai hadiah, menjadikannya salah satu bentuk kado paling menarik bagi generasi ini.
Namun antusiasme itu tidak sepenuhnya dibagikan generasi lain. Dari total responden dewasa, hanya 28% orang yang mengatakan mereka nyaman jika menerima crypto sebagai hadiah.
Generasi Muda Semakin Berani, Generasi Tua Masih Ragu
Dilansir dari USA Today, survei yang dilakukan terhadap 1.000 orang dewasa menunjukkan adanya jurang pemahaman antara Gen Z dan orang tua mereka. Gen X dan generasi yang lebih tua cenderung belum memahami sepenuhnya apa itu crypto, sehingga mereka lebih berhati-hati.
Jason Moser dari The Motley Fool mengakui, banyak orang tua kesulitan menerima aset digital yang tidak berwujud. Ia menyebut crypto “tidak tangible” dan mempertanyakan apa yang terjadi “jika mati lampu.”
Bitcoin Sedang Diskon, Tapi Volatilitas Masih Jadi Kekhawatiran
Meski crypto menjadi hadiah yang diminati Gen Z, kondisi pasar saat ini tidak stabil. Harga Bitcoin yang sedang turun setelah sebelumnya mencapai all time high berkat ETF dan dukungan politik.
Investopedia menilai penurunan terjadi karena volatilitas pasar yang membuat investor enggan menanggung risiko tambahan.
Dari survey ini, sebagian orang tua mempertimbangkan membeli crypto untuk anak mereka, tetapi sebagian besar tetap menilai keputusan itu terlalu berisiko.
Crypto: Fenomena Lintas Generasi, Tapi Didominasi Kelompok Muda
Data Gallup pertengahan 2025 menunjukkan crypto masih didominasi kelompok muda dan laki-laki. Kepemilikan tertinggi berasal dari pria usia 18 – 49 tahun sebesar 25%, lalu pria di atas usia 50 tahun dengan kepemilikan sebesar 12%.
Angka untuk perempuan lebih rendah, masing-masing 8% untuk usia 18 – 49 tahun dan 9% untuk rentang usia di atas 50 tahun. Gen Z tumbuh setelah era Bitcoin dimulai pada 2009, sehingga mereka lebih akrab dengan aset digital sejak awal.
Sam Taube dari NerdWallet menjelaskan bahwa Gen Z dibentuk oleh krisis inflasi COVID-19. Menyaksikan inflasi mendekati 10% membuat mereka menganggap imbal hasil 10% dari pasar saham tidak cukup mengimbangi kenaikan biaya hidup. Hal ini mendorong Gen Z mencari aset dengan potensi profit “lebih berani,” termasuk crypto.