Jakarta, 8 Desember 2025 — Korea Selatan bersiap menerapkan standar liabilitas setara bank bagi bursa kripto, menyusul peretasan besar yang menimpa Upbit pada November lalu dengan kerugian mencapai USD 30 juta. Komisi Jasa Keuangan (FSC) tengah meninjau aturan yang mewajibkan bursa memberikan kompensasi kepada pengguna atas kerugian akibat peretasan atau kegagalan sistem, meski insiden tidak disebabkan oleh kesalahan bursa.
Langkah ini diambil karena regulasi saat ini tidak memungkinkan pemerintah memerintahkan kompensasi, meski peretasan Upbit menyebabkan 104 miliar token berbasis Solana berpindah ke dompet eksternal hanya dalam 54 menit. wwbola
Data lembaga pengawas mencatat lima bursa besar Korea mengalami 20 gangguan sistem sejak 2023, merugikan lebih dari 900 pengguna. Upbit menjadi yang paling banyak terdampak, dengan kerugian pengguna mencapai 3 miliar won.
Regulasi baru yang tengah dibahas diperkirakan mencakup:
- Kewajiban keamanan TI dan peningkatan infrastruktur,
- Sanksi lebih berat, termasuk denda hingga 3% dari pendapatan tahunan,
- Penguatan aturan anti pencucian uang (AML),
- Perluasan travel rule untuk transaksi di bawah 1 juta won,
- Larangan bagi individu dengan catatan pelanggaran tertentu menjadi pemegang saham utama.
Unit Intelijen Keuangan Korea juga menyiapkan sanksi tambahan setelah inspeksi kepatuhan. Dunamu—operator Upbit—telah dikenai penangguhan tiga bulan untuk pelanggan baru dan denda 35,2 miliar won, menjadi preseden bagi hukuman lebih besar di sektor kripto.
Amandemen undang-undang diperkirakan rampung pada paruh pertama 2026, seiring Korea Selatan memperketat industri kripto dan menyesuaikan dengan standar global.