Bitcoin (BTC) kembali bergerak turun setelah Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan untuk ketiga kalinya tahun ini (11/12).
Keputusan yang sebelumnya dianggap positif bagi aset berisiko ini justru memicu tekanan baru karena The Fed tidak memberikan komitmen jelas mengenai arah pelonggaran kebijakan selanjutnya.
Bitcoin Melemah di Tengah Rate Cut Ketiga The Fed
Pada awal perdagangan Asia, Bitcoin turun sekitar 2% dan bergerak di kisaran US$90.121. Koreksi ini muncul meski pemangkasan suku bunga sebesar 0,25 poin persentase sudah sesuai ekspektasi pasar.
Ethereum (ETH) ikut melemah 2,4% menjadi US$3.224, sementara XRP turun hampir 4%. Total kapitalisasi pasar kripto menyusut 2,4% menjadi US$3,16 triliun.
Pergerakan ini memperlihatkan reaksi hati-hati pelaku pasar terhadap kebijakan terbaru The Fed yang dianggap belum memberikan kejelasan mengenai prospek pelonggaran tahun depan.
The Fed Pangkas Suku Bunga, Tapi Tanpa Janji Pelonggaran Tambahan
Ketua The Fed Jerome Powell menyebut keputusan pemangkasan suku bunga kali ini sebagai langkah lanjutan menuju normalisasi kebijakan.
Namun, ia menegaskan bahwa bank sentral akan tetap mencermati data ekonomi dan belum berkomitmen pada penurunan suku bunga lebih lanjut dalam waktu dekat.
Notulen FOMC menunjukkan adanya perbedaan pandangan di internal komite. Dua anggota memilih mempertahankan suku bunga, sementara satu anggota menginginkan pemangkasan lebih besar.
Perbedaan ini menambah sinyal bahwa arah kebijakan moneter masih belum solid. Data probabilitas pasar mengindikasikan hanya sekitar 22% peluang pemangkasan tambahan pada Januari mendatang.
Kondisi ini membuat pelaku pasar kripto mempertanyakan apakah likuiditas akan benar-benar longgar dalam waktu dekat.
Dampak ke Pasar Asia dan Sentimen Risiko Global
Sementara Bitcoin terkoreksi, pasar saham Asia justru bergerak positif. MSCI Asia Pacific menguat sekitar 0,5%, mengikuti reli Wall Street sehari sebelumnya.
Hang Seng naik 0,4%, sedangkan indeks Shanghai bergerak negatif tipis, mencerminkan perbedaan minat risiko di kawasan tersebut.
Kenaikan saham Asia tidak serta-merta mengangkat aset kripto. Beberapa analis menilai bahwa pelaku pasar lebih fokus pada ketidakpastian arah kebijakan moneter AS daripada sentimen risk-on jangka pendek di pasar saham.
Di sisi lain, saham teknologi AS melemah pada perdagangan after-hours. Nasdaq 100 futures turun 0,3% setelah Oracle mencatat pendapatan di bawah ekspektasi dan Nvidia ikut terkoreksi.
Penurunan saham teknologi sering menjadi indikator kehati-hatian pada aset berisiko tinggi, termasuk kripto.
Ketidakpastian Politik Ikut Membayangi
Selain kebijakan moneter, dinamika politik AS menambah tekanan ke pasar.
Masa jabatan Jerome Powell akan berakhir Mei tahun depan, dan Presiden Donald Trump disebut sedang mempertimbangkan kandidat pengganti yang lebih pro-pemangkasan suku bunga.
Ketidakpastian ini berpotensi mempengaruhi arah suku bunga ke depan dan secara tidak langsung memengaruhi aset seperti Bitcoin dan Ethereum.