Harga XRP masih berada dalam tekanan setelah bergerak datar selama beberapa pekan terakhir. Dalam sebulan terakhir, XRP terkoreksi sekitar 18% dan belum menunjukkan tanda breakout yang jelas.
Namun, di balik pergerakan harga yang terlihat lesu, sejumlah data teknikal dan on-chain mulai mengindikasikan perubahan penting.
Setidaknya ada tiga sinyal teknis yang saat ini menjadi perhatian pelaku pasar karena berpotensi membuka ruang rebound jangka pendek, meski masih bersifat bersyarat.
1. Divergensi OBV Tunjukkan Akumulasi di Area Bawah
Sinyal pertama datang dari indikator On-Balance Volume (OBV). Dalam periode 6 hingga 11 Desember, harga XRP mencetak lower low, sementara OBV justru membentuk higher low.
Kondisi ini dikenal sebagai bullish divergence, di mana volume beli mulai masuk meskipun harga belum bergerak naik.
OBV sendiri berfungsi membaca apakah volume mengalir ke arah akumulasi atau distribusi. Ketika harga turun tetapi OBV naik, hal tersebut mengindikasikan adanya pembelian diam-diam di area rendah.
Divergensi ini muncul saat XRP menyentuh sisi bawah pola symmetrical triangle, pola konsolidasi yang sering mendahului pergerakan harga agresif.
Kombinasi antara support teknikal dan kenaikan OBV memperkuat dugaan bahwa tekanan jual mulai melemah di area bawah range.
2. Tekanan Jual Holder Jangka Panjang Mulai Menurun
Sinyal kedua terlihat dari perubahan perilaku long-term holder. Data menunjukkan bahwa jumlah XRP yang dilepas oleh kelompok ini turun signifikan dalam waktu singkat.
Pada 3 Desember, long-term holder tercatat menjual sekitar 101 juta XRP. Angka tersebut menyusut menjadi sekitar 51 juta XRP pada Rabu (10/12), atau turun hampir 49%. Meski mereka masih tercatat sebagai penjual bersih, laju distribusinya melambat cukup tajam.
Penurunan tekanan jual dari holder jangka panjang sering dianggap sebagai sinyal stabilisasi, karena kelompok ini biasanya menjadi sumber suplai terbesar saat pasar berada dalam fase koreksi.
3. Wallet Spekulatif Keluar, Tekanan Jual Jangka Pendek Berkurang
Sinyal ketiga datang dari kelompok holder jangka pendek yang kerap menjadi pemicu kegagalan rebound.
Data HODL Waves menunjukkan bahwa kepemilikan XRP oleh wallet berumur 24 jam turun dari 1,89% menjadi hanya 0,22% dalam periode 2 hingga 10 Desember.
Sementara itu, cohort wallet berumur satu hari hingga satu minggu juga mengalami penurunan signifikan, dari puncak 3,88% menjadi sekitar 1,24%. Kondisi ini mengindikasikan bahwa dana spekulatif mulai keluar dari pasar.
Berkurangnya suplai dari trader jangka sangat pendek dapat menciptakan ruang bagi pergerakan harga yang lebih stabil, karena tekanan jual cepat yang biasanya muncul saat harga memantul mulai berkurang.
Level Harga Penentu Arah XRP Selanjutnya
Meski tiga sinyal di atas memberi gambaran awal potensi rebound, pergerakan harga XRP masih berada dalam fase krusial.
Saat ini, XRP bergerak di dalam range utama antara US$2,28 sebagai resistance dan US$1,98 sebagai support.
Untuk memperkuat skenario rebound, XRP perlu mencatat penutupan harian di atas US$2,17. Level ini menjadi area konfirmasi awal sebelum harga berpotensi kembali menguji batas atas range.
Sebaliknya, jika harga menembus dan ditutup di bawah US$1,98, struktur teknikal melemah dan membuka risiko penurunan lanjutan menuju area US$1,88.