Harga XRP kembali bergerak melemah setelah sempat menyentuh rekor tertinggi di US$3.65 pada Juli 2025.
Meski token ini berhasil melewati gugatan hukum panjang dengan regulator Amerika Serikat, analis menilai XRP belum memiliki katalis kuat untuk kembali mencetak rekor baru dalam tiga tahun ke depan.
Momentum Hukum dan ETF Sudah Tercapai, Tapi Tak Cukup Angkat Harga
XRP mengalami reli signifikan sepanjang 2024 hingga pertengahan 2025 setelah Ripple meraih kemenangan parsial dalam kasus dengan SEC.
Pengadilan menyatakan XRP bukan sekuritas ketika diperdagangkan di pasar publik, memicu relisting di berbagai crypto exchange serta masuknya minat institusi.
Katalis lain datang dari persetujuan ETF spot XRP seperti Bitwise XRP dan Canary XRP ETF yang mulai diperdagangkan pada akhir November 2025.
Namun efek ETF dinilai tidak memberikan dorongan harga berkelanjutan karena pasar menganggap sentimen tersebut sudah diantisipasi sejak lama.
Transisi ini membuat harga XRP sempat melonjak hingga 480% dalam 12 bulan, tetapi kini terkoreksi dan bergerak di sekitar level US$2.
Adopsi Masih Terbatas, Kompetisi Semakin Ketat
Meskipun Ripple mengajukan izin bank charter di AS, adopsi XRP sebagai alat pembayaran belum menunjukkan percepatan signifikan.
Saat ini penggunaan XRP masih didominasi fungsi bridge currency untuk konversi cepat lintas mata uang, bukan untuk pembayaran mainstream.
Di sisi lain, kompetisi dari Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), dan stablecoin semakin kuat. Ripple bahkan meluncurkan stablecoin Ripple USD (RLUSD) yang lebih stabil, dan analis menilai token tersebut berpotensi lebih sering dipakai dalam transaksi dibanding XRP yang volatil.
Ketika ekosistem blockchain lain memperluas kemampuan smart contract dan dApps, XRP masih mengandalkan fitur hooks dan sidechain untuk kompatibilitas Ethereum. Keterbatasan ini membuat XRP tidak dapat menarik geliat developer sebesar jaringan lain.