Harga Bitcoin (BTC) mengalami penurunan tajam dan cepat pada pertengahan Desember.
Dalam waktu sekitar satu jam, Bitcoin terkoreksi sekitar US$3.200 dan sempat menyentuh area US$86.000, mengejutkan pelaku pasar karena terjadi tanpa adanya berita negatif besar yang biasanya memicu aksi jual masif.
Pergerakan ini bukan sekadar koreksi biasa. Kecepatan penurunan dan besarnya likuidasi membuat pasar kripto langsung bergejolak dalam waktu singkat.
Berdasarkan data yang dibagikan Bull Theory, penurunan harga Bitcoin ini memicu lebih dari US$200 juta likuidasi posisi long dalam waktu kurang dari 60 menit.
Saat leverage mulai terhapus secara cepat, tekanan jual meningkat drastis. Dalam kondisi seperti ini, satu likuidasi akan memicu likuidasi berikutnya.
Stop loss terpukul, margin call bermunculan, dan harga terdorong turun semakin dalam. Pola ini umum terjadi ketika posisi leverage terlalu padat di satu sisi pasar.
Waktu Kejadian Jadi Faktor Penting
Yang membuat pergerakan ini menonjol adalah waktu terjadinya penurunan, yakni bertepatan dengan pembukaan pasar Amerika Serikat sekitar pukul 10.00 waktu New York.
Jam ini dikenal rawan volatilitas di pasar kripto, terutama saat likuiditas relatif tipis dan tingkat pinjaman tinggi.
Ketika pasar tradisional mulai aktif, pelaku institusi sering melakukan penyesuaian posisi dan lindung nilai.
Di pasar kripto, tekanan awal ini kerap cukup untuk menjatuhkan harga secara cepat sebelum algoritma dan likuidasi mengambil alih.