Harga Bitcoin (BTC) kembali tertekan dan turun ke area US$86.000, memicu beragam respons dari pelaku pasar.
Di tengah koreksi tajam tersebut, seorang trader populer yang dikenal dengan nama Doctor Profit justru mengambil langkah berbeda dengan membeli Bitcoin saat harga melemah, sambil tetap menegaskan risiko besar yang menyertai keputusannya.
Melansir dari Cryptonewsland, Bitcoin sempat melanjutkan penurunan dari area US$89.000 hingga menyentuh kisaran US$86.000.
Dalam 24 jam terakhir, harga BTC tercatat terkoreksi lebih dari 3,5%, dengan volume perdagangan harian mencapai sekitar US$44,8 miliar.
Di level tersebut, kapitalisasi pasar Bitcoin berada di kisaran US$1,72 triliun. Meski masih jauh dari puncak harga tertingginya, pergerakan ini menunjukkan bahwa tekanan jual belum sepenuhnya mereda.
Kondisi inilah yang memicu perdebatan klasik di pasar kripto: apakah ini awal pembalikan arah, atau justru jeda sebelum penurunan lanjutan.
Strategi Buy The Dip, Bukan Sinyal Bullish Penuh
Doctor Profit menjelaskan bahwa pembelian Bitcoin di area US$86.000 bukanlah sinyal optimisme jangka menengah, melainkan murni strategi taktis jangka pendek.
Ia melihat peluang terjadinya relief rally, atau pantulan harga sementara, yang secara historis kerap muncul setelah koreksi tajam.
Target yang ia bidik berada di rentang US$97.000 hingga US$107.000, yang menurutnya masih masuk akal secara risk-reward selama disertai manajemen risiko ketat. Dari level saat ini, potensi kenaikan tersebut berkisar sekitar 20%.