Skip to content

Situs Berita Investasi Terpercaya Rekomendasi Indonesia

Menu
Menu

Tak Lagi Cuan, Miner Bitcoin Ramai-ramai Beralih ke Bisnis AI

Posted on December 18, 2025

Penurunan margin dan lonjakan biaya membuat bisnis mining Bitcoin (BTC) kian tertekan. 

Sejumlah perusahaan miner kini mulai meninggalkan model mining murni dan beralih ke bisnis data center AI sebagai strategi bertahan, menurut laporan terbaru Tiger Research.

Biaya Naik, Pendapatan Tak Pasti

Tekanan utama datang dari struktur bisnis mining yang sederhana namun rapuh. Pendapatan miner sepenuhnya bergantung pada harga Bitcoin yang fluktuatif, sementara biaya cenderung naik dari waktu ke waktu.

Tiger Research mencatat, biaya rata-rata menambang satu Bitcoin kini sekitar US$74.600, naik hampir 30% dibanding tahun sebelumnya. 

Jika memperhitungkan depresiasi aset dan kompensasi berbasis saham, total biaya produksi bisa mencapai US$130.000 per Bitcoin.

Dengan harga Bitcoin di kisaran US$91.000, banyak perusahaan miner secara akuntansi mencatat kerugian sekitar US$46.000 untuk setiap BTC yang ditambang. 

Kondisi ini menciptakan tekanan ganda, pendapatan turun cepat saat harga melemah, sementara biaya operasional terus meningkat.

Situasi tersebut diperburuk oleh kenaikan mining difficulty, harga listrik yang makin mahal, serta kebutuhan penggantian perangkat keras secara berkala. 

Di beberapa wilayah, risiko regulasi juga mulai meningkat, termasuk wacana pajak tambahan bagi perusahaan mining.

Model Mining Makin Rapuh

Dibandingkan beberapa tahun lalu, struktur ekonomi mining kini jauh lebih rentan. 

Mining difficulty pada 2025 berada di level yang jauh lebih tinggi dibanding 2022, sementara regulasi energi di berbagai negara semakin ketat.

Kondisi tersebut menurunkan visibilitas biaya dan membuat perencanaan bisnis jangka panjang semakin sulit. 

Dalam situasi seperti ini, mining Bitcoin tidak lagi mudah dipertahankan sebagai satu-satunya bisnis inti bagi banyak perusahaan.

AI Data Center Jadi Jalan Keluar

Di tengah tekanan tersebut, perusahaan miner melihat peluang dari sisi lain industri teknologi. 

Permintaan data center untuk kebutuhan kecerdasan buatan (AI) meningkat tajam, sementara pembangunan fasilitas baru membutuhkan waktu bertahun-tahun.

Miner Bitcoin berada pada posisi unik untuk mengisi celah ini. Mereka telah memiliki:

  • Akses listrik skala besar, hingga ratusan megawatt 
  • Sistem pendingin berkapasitas tinggi, hasil pengalaman mengelola perangkat mining 
  • Infrastruktur komputasi, yang relatif mudah disesuaikan untuk kebutuhan AI 

Menurut Tiger Research, banyak lokasi mining dapat dikonversi menjadi AI-ready data center dalam waktu enam hingga dua belas bulan, jauh lebih cepat dibanding membangun fasilitas dari nol.

Studi Kasus: Core Scientific

Perubahan strategi ini sudah terlihat dalam praktik. Core Scientific, salah satu perusahaan mining besar, sempat berada di ambang kebangkrutan pada 2022. Perusahaan tersebut kemudian memutar arah bisnis ke operasi data center AI.

Saat ini, Core Scientific mengoperasikan sekitar 200 MW kapasitas dan menargetkan ekspansi hingga 500 MW. 

Transformasi ini menunjukkan bagaimana pemanfaatan ulang infrastruktur mining dapat menciptakan sumber pendapatan yang lebih stabil.

Langkah serupa juga mulai ditempuh perusahaan lain seperti IREN dan TeraWulf, yang mengembangkan model bisnis di luar mining murni, meski belum sepenuhnya beralih menjadi penyedia data center AI.

Dampak ke Industri Kripto

Tiger Research menilai pergeseran ini bukan sinyal negatif bagi ekosistem kripto. Sebaliknya, diversifikasi pendapatan membuat perusahaan miner memiliki arus kas yang lebih stabil.

Dengan pendapatan non-mining, perusahaan tidak lagi terpaksa menjual Bitcoin saat harga tidak ideal. Tekanan jual dari sisi miner pun berpotensi menurun. 

Dalam jangka panjang, pemain yang tidak efisien akan tersingkir atau bertransformasi, sementara perusahaan yang bertahan menjadi lebih adaptif.

Perubahan ini mencerminkan fase pendewasaan industri. Mining Bitcoin tidak menghilang, tetapi berevolusi mengikuti dinamika biaya, teknologi, dan kebutuhan pasar.

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Posts

  • Sentimen pasar kripto kembali memburuk seiring Crypto Fear & Greed Index anjlok ke level 17, menempatkan pasar di zona Extreme Fear atau ketakutan ekstrem
  • Aktivitas perdagangan aset kripto di Indonesia melambat menjelang akhir 2025. Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
  • Harga Bitcoin saat ini bergerak mendatar di sekitar simple moving average (SMA) 100 pekan, level teknikal jangka panjang yang dinilai krusial oleh pelaku pasar
  • Pemerintah Bhutan mengambil langkah strategis dengan mengalokasikan hingga USD 1 miliar atau sekitar Rp 16,69 triliun dalam bentuk Bitcoin
  • Harga kripto jajaran teratas kompak melemah pada perdagangan Kamis (18/12/2025) pagi.

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • December 2025
  • November 2025
  • October 2025
  • September 2025
  • August 2025
  • July 2025
  • June 2025
  • May 2025
  • April 2025
  • March 2025
  • February 2025
  • January 2025
  • December 2024
  • November 2024
  • October 2024
  • September 2024
  • August 2024
  • July 2024
  • June 2024
  • May 2024
  • April 2024
  • March 2024

Categories

  • Alt Coin
  • Hot Crypto
  • Hot News
  • Solusi Investasi
  • Uncategorized
©2025 Situs Berita Investasi Terpercaya Rekomendasi Indonesia | Design: Newspaperly WordPress Theme