Harga Ethereum (ETH) masih bertahan di atas level psikologis US$3.000. Namun, di balik stabilitas tersebut, pasar mulai membaca sinyal risiko baru dari arah kebijakan moneter Amerika Serikat.
Pemicunya adalah berakhirnya masa jabatan Jerome Powell sebagai Ketua Federal Reserve pada Mei 2026, yang membuka babak ketidakpastian baru bagi pasar global, termasuk kripto.
Ketidakjelasan arah kebijakan The Fed ke depan menjadi faktor yang semakin diperhitungkan pelaku pasar.
Bagi Ethereum, perubahan kepemimpinan bank sentral AS bukan sekadar isu politik, melainkan penentu utama arus likuiditas dan sentimen risiko.
Akhir Jabatan Powell Picu Kekhawatiran Pasar
Federal Reserve baru saja memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin. Secara teknis, langkah ini terlihat rutin.
Namun, momentum kebijakan tersebut menjadi sensitif karena dilakukan menjelang transisi kepemimpinan.
Dengan Powell yang akan lengser pada 2026, pasar mulai berspekulasi soal arah kebijakan moneter di era Ketua The Fed berikutnya, terutama jika pemerintahan AS mendorong figur yang lebih agresif dalam memangkas suku bunga.
Nama-nama seperti Kevin Hassett disebut sebagai kandidat yang mendukung kebijakan uang longgar. Masalahnya, perubahan kebijakan tidak terjadi dalam ruang hampa.
Komite The Fed masih terbelah antara kubu yang cenderung hawkish dan pihak yang lebih dovish. Kondisi ini berpotensi menciptakan tarik-menarik kebijakan yang membuat pasar bergerak tanpa arah jelas.
Ethereum Stabil, Tapi Momentum Melemah
Dari sisi pergerakan harga, Ethereum saat ini diperdagangkan di kisaran US$3.100 hingga US$3.115. Setelah sempat memantul dari area US$2.850 pada November, reli ETH terlihat kehilangan tenaga.
Indikator volatilitas seperti Bollinger Bands menunjukkan penyempitan, menandakan pasar sedang menunggu katalis besar. Upaya menembus area US$3.300 masih berulang kali gagal, mencerminkan kehati-hatian pelaku pasar.
Jika tekanan jual meningkat dan ETH turun di bawah US$3.000, area support berikutnya berada di kisaran US$2.850, lalu US$2.600 hingga US$2.400.
Sebaliknya, penembusan bersih di atas US$3.300 dengan volume kuat berpotensi membuka ruang menuju US$3.600 hingga US$3.800. Namun, kali ini sinyal teknikal bukan satu-satunya faktor penentu.
Kebijakan Moneter Jadi Kunci Arah Harga Ethereum
Sejarah menunjukkan bahwa reli besar Ethereum sering terjadi saat likuiditas global melimpah. Lonjakan DeFi pada 2020 dan euforia NFT di 2021 sama-sama lahir di tengah fase pelonggaran agresif The Fed.
Karena itu, arah kebijakan suku bunga pasca-Powell menjadi perhatian utama. Ketua The Fed yang lebih dovish berpotensi mendorong arus modal ke aset berisiko seperti kripto.
Sebaliknya, ketidakpastian berkepanjangan atau konflik internal di tubuh The Fed dapat menahan minat institusi.
Saat ini, investor institusional memegang peran besar dalam volume perdagangan Ethereum. Ketika kepastian kebijakan menghilang, kecenderungan mereka adalah menahan posisi, bukan menambah eksposur.
Awal 2026 Berpotensi Penuh Volatilitas
Pasar diperkirakan akan memasuki fase “wait and see” pada awal 2026. Setiap pidato pejabat The Fed, bocoran nama kandidat Ketua baru, hingga proyeksi suku bunga akan menjadi bahan reaksi cepat pasar.
Jika kepemimpinan baru bergerak cepat dengan kebijakan pemangkasan suku bunga, Ethereum berpeluang kembali mendapatkan dorongan likuiditas dan menguji area US$4.000.
Namun, jika perpecahan internal The Fed berlarut, ETH berisiko bergerak dalam rentang sempit atau bahkan tertekan lebih lama.
Dalam konteks ini, Ethereum memang terlihat stabil, tetapi belum menunjukkan kekuatan tren yang meyakinkan.