Harga XRP kembali menjadi sorotan setelah turun di bawah level psikologis US$2, memicu perdebatan tajam di kalangan analis.
Di tengah tekanan pasar kripto yang masih dibayangi sentimen fear, muncul dua pandangan ekstrem, lanjut koreksi menuju US$1 atau bersiap rebound besar dalam waktu dekat.
Pergerakan harga ini terjadi saat XRP sempat menyentuh US$1,83, sebelum memantul lebih dari 3 persen dan diperdagangkan di sekitar US$1,91.
Kenaikan tersebut muncul bersamaan dengan rilis data inflasi Amerika Serikat yang lebih rendah dari ekspektasi pasar.
Tekanan Bearish Masih Dominan
Sejumlah analis menilai risiko penurunan XRP belum sepenuhnya mereda. Peter Brandt, trader senior yang dikenal luas di pasar global, menyoroti terbentuknya pola double top pada grafik mingguan XRP.
Pola ini kerap dianggap sebagai sinyal teknikal lanjutan dari fase koreksi. Pandangan serupa datang dari Ali Martinez, yang menekankan besarnya tekanan jual dari investor besar.
Dalam empat pekan terakhir, sekitar 1,18 miliar XRP dilepas oleh whale, menekan momentum harga dan memperlemah struktur teknikal jangka menengah.
Tekanan ini diperparah oleh fakta bahwa XRP telah kehilangan support utama di level US$2, area yang sebelumnya menjadi pijakan psikologis pasar.
Kondisi tersebut membuka ruang spekulasi bahwa harga bisa kembali menguji area US$1 jika tekanan jual berlanjut.
Sinyal Rebound Mulai Muncul
Di sisi lain, sebagian analis melihat fase pelemahan ini sebagai bagian dari siklus koreksi yang mendekati akhir.
Dark Defender, analis teknikal yang menggunakan pendekatan Elliott Wave, menilai XRP telah menyelesaikan Wave 4 dan berpotensi memasuki Wave 5, fase yang sering dikaitkan dengan pergerakan impulsif naik.
Menurut analisisnya, zona support krusial berada di kisaran US$1,88 hingga US$2,22. Area ini dinilai masih mampu menahan tekanan jual, terlebih karena koreksi terakhir selaras dengan level Fibonacci 70,2 persen, yang sering menjadi titik balik teknikal.
Secara historis, XRP juga tercatat beberapa kali mengalami reli signifikan setelah bertahan cukup lama di bawah moving average mingguan, kondisi yang saat ini kembali terjadi.
Data Makro dan Aktivitas Pasar Derivatif
Pemulihan harga XRP dalam beberapa jam terakhir turut dipicu oleh rilis data CPI AS sebesar 2,6 persen, lebih rendah dari ekspektasi pasar di level 3 persen. Data ini mendorong sentimen risk-on dan meningkatkan minat beli aset berisiko, termasuk kripto.
Dari sisi aktivitas perdagangan, volume transaksi XRP melonjak sekitar 60 persen, sementara indikator RSI sempat masuk area oversold.
Data derivatif juga menunjukkan peningkatan minat spekulatif, dengan open interest XRP futures naik menjadi US$3,44 miliar, dipimpin oleh aktivitas di CME dan Binance.
Lonjakan ini mengindikasikan adanya buy-the-dip sentiment, meski belum cukup kuat untuk mengubah tren utama secara meyakinkan.
Arus Dana Institusi Masih Kontras dengan Harga
Menariknya, tekanan harga XRP terjadi di tengah arus masuk dana yang konsisten ke ETF spot XRP.
Selama 24 hari berturut-turut, produk ETF berbasis XRP mencatat inflow, dengan total dana masuk melampaui US$1 miliar dan AUM mencapai US$1,14 miliar.
Namun, meski minat institusi terlihat solid, harga XRP belum menunjukkan respons signifikan.
Kondisi ini menegaskan adanya ketidakseimbangan antara permintaan jangka panjang dan tekanan jual jangka pendek di pasar spot.