Harga XRP kembali berada di bawah tekanan setelah gagal bertahan di atas level $2, sebuah area yang selama ini dianggap krusial secara teknikal.
Kondisi ini memicu kekhawatiran pasar akan potensi penurunan lanjutan dalam beberapa pekan ke depan.
Analis veteran Peter Brandt menilai struktur grafik XRP saat ini membentuk pola double top, sebuah pola klasik yang sering menandai pembalikan arah harga.
Jika penutupan mingguan tetap berada di bawah $2, risiko koreksi yang lebih dalam terbuka lebar.
Tekanan Teknikal Meningkat di Bawah $2
XRP telah turun hampir 50% dari puncak multi-tahunnya di $3,66 dan kini diperdagangkan di bawah $2. Dalam analisis teknikal, kegagalan mempertahankan area ini sering dibaca sebagai sinyal melemahnya minat beli.
Peter Brandt menegaskan bahwa selama harga tidak mampu merebut kembali neckline $2, skenario bearish masih dominan.
Dalam kondisi tersebut, penurunan awal bisa mengarah ke $1,65, area dimana SMA 100 minggu berada.
Jika tekanan jual berlanjut, area $1,07 yang berdekatan dengan SMA 200 minggu menjadi batas pertahanan terakhir sebelum harga mendekati $1.
Risiko Ulang Pola 2018 Muncul Lagi
Struktur harga XRP saat ini juga dinilai menyerupai pola menjelang kejatuhan besar pada 2018. Saat itu, hilangnya support utama memicu penurunan hingga 70% sebelum harga akhirnya stabil kembali.
Dalam skenario ekstrem, pola serupa berpotensi membawa XRP turun lebih dalam sebelum menemukan keseimbangan baru.
Tekanan tambahan datang dari melemahnya aktivitas derivatif dan posisi onchain yang menunjukkan pasar lebih fokus menghindari risiko ketimbang mengejar kenaikan.
Meski begitu, harapan belum sepenuhnya hilang bagi pihak pembeli.
Data UTXO Realized Price Distribution dari Glassnode menunjukkan area $1,78 sebagai support penting, dengan sekitar 1,85 miliar XRP sebelumnya berpindah tangan di level tersebut.
Jika zona $1,70 – $1,80 mampu bertahan, tekanan turun bisa tertahan sementara. Namun, jika area ini jebol, pasar berisiko menghadapi fase volatilitas yang jauh lebih agresif.