Konsep tentang dunia virtual, atau “Metaverse” nampaknya telah beralih dari fiksi ilmiah menjadi salah satu topik dalam industri teknologi dan gaming, termasuk Roblox.
Istilah ini sendiri pertama kali muncul dalam novel Neal Stephenson yang berjudul Snow Crash pada tahun 1992, sebuah konsep yang menggambarkan ruang virtual 3D yang persisten di mana manusia, melalui avatar digital, dapat berinteraksi satu sama lain dan lingkungan yang saling terhubung.
Jauh sebelum “metaverse” menjadi menjadi tren dan booming di internet, Roblox secara organik telah membangun sebuah ekosistem yang mencakup banyak elemen, seperti: identitas dalam bentuk avatar, ekonomi virtual, dan yang terpenting, alam semesta dunia game yang hampir seluruhnya dibuat oleh penggunanya.
Dengan pengguna aktif harian yang mencapai ratusan juta, Roblox kini bukan lagi sekadar game, melainkan sebuah fenomena budaya yang membentuk bagaimana generasi muda memahami interaksi, kreasi, dan bermain di dunia virtual.
Lalu apakah Roblox bisa jadi jembatan untuk masa depan gaming dan dunia virtual, khususnya dalam konteks perkembangan metaverse?
Baca juga: Panduan Lengkap Cara Main Roblox untuk Pemula
Untuk memahami posisi Roblox, mari kita ulas terlebih dahulu mengenai karakteristik Metaverse.
Dilansir dari Sensorium XR, metaverse memiliki 6 karakteristik, seperti: Ruang virtual tanpa batas, selalu aktif dan berkembang, desentralisasi, teknologi, memiliki sistem ekonomi, dan pengalaman sosial.