Dalam dunia mata uang kripto, ada satu tanggal yang diam-diam punya rekam jejak luar biasa, yakni tanggal 21 September.
Hal ini disampaikan oleh salah satu analis pasar kripto bernama Timothy Peterson di media sosial X. Dalam penjelasannya, tanggal ini bukanlah sekedar angka yang menempel di Kalender, melainkan momen historis yang kerap menandai awal reli Bitcoin menjelang akhir tahun.
Berdasarkan data yang diperoleh sejak tahun 2015, performa Bitcoin setelah tanggal 21 September menunjukkan pola yang sangat menarik, yakni mayoritas waktu, harga naik tajam dan berlanjut hingga bulan-bulan berikutnya.
Dalam 10 tahun terakhir, Bitcoin mencatatkan kenaikan setelah 21 September dalam 7 tahun di antaranya, atau sekitar 70 persen peluang. Bahkan, jika pasar menyaring tahun-tahun yang memang berada dalam bear market berat, seperti 2018 dan 2022, maka peluang sebenarnya bisa mendekati 90 persen.
“Saya menyebutnya Bitcoin Bottom Day. Kenapa demikian, karena hari di mana Bitcoin sering menyentuh titik terendah sebelum memulai fase kenaikan baru,” ungkap Peterson.
Peningkatannya pun bukan sembarangan. Peterson mengklaim bahwa data menunjukkan median return Bitcoin setelah 21 September adalah lebih dari 50 persen hingga akhir tahun. Artinya, investor yang masuk di periode ini, dalam mayoritas tahun, melihat portofolio mereka tumbuh secara signifikan hanya dalam waktu 3 bulan.
Beberapa contoh paling mencolok yakni:
- 2017: +285 persen
 - 2020: +178 persen
 - 2015: +89 persen
 
Yang lebih menarik lagi, Bitcoin hampir selalu bertahan di level yang lebih tinggi enam bulan setelah 21 September, terlepas dari naik-turunnya harga jangka pendek.
“Kalau melihat sejarah, bukan cuma akhir tahun yang kuat. Tapi bahkan 6 bulan ke depan cenderung tetap di zona lebih tinggi. Artinya, kita bisa berada di momen terakhir di mana Bitcoin di bawah US$ 100.000,” pungkas Peterson.
Sementara itu berdasarkan data terbaru di CoinGecko, harga Bitcoin pada Sabtu (20/9/2025) pagi tengah berada di angka US$ 115.676. Angka ini merupakan penurunan sebesar 1,4 persen, dalam jangka waktu 24 jam terakhir.