Salah satu analis mata uang kripto papan atas bernama Michael van de Poppe, telah mengunggah tanggapannya mengenai penurunan yang terjadi baru-baru ini. Dalam pembaruan di media sosial X, ia menyatakan bahwa pasar kripto saat ini telah mencapai dasar siklusnya menyusul aksi jual besar-besaran yang melanda Bitcoin dan altcoin dalam beberapa hari terakhir.
“Ini adalah dasar untuk altcoin dan Bitcoin. Crash likuidasi terbesar dalam sejarah. Covid-19 adalah dasar untuk siklus sebelumnya. Ini adalah dasar untuk siklus saat ini,” ungkap Poppe.
Komentar ini muncul tak lama setelah pasar kripto mengalami likuidasi besar-besaran, dengan data mencatat puluhan miliar dolar posisi leverage yang terhapus dalam waktu kurang dari 24 jam.
Menurut data dari Coinglass, pasar mencatat likuidasi lebih dari US$ 9,4 miliar, menjadikannya salah satu crash paling brutal dalam sejarah aset digital.
Poppe membandingkan situasi ini dengan kecelakaan pasar kripto pada Maret 2020, saat pandemi Covid-19 memukul pasar global dan membuat harga Bitcoin sempat jatuh di bawah US$ 20.000. Namun, titik itu akhirnya menjadi awal dari bull run terbesar dalam sejarah Bitcoin.
Ia menyiratkan bahwa apa yang sedang terjadi sekarang, meski terlihat mengerikan, justru bisa menjadi landasan bagi fase pemulihan dan reli baru.
Sementara itu, seorang analis lain di media sosial X dengan nama akun ‘Colin Talks Crypto’, menjelaskan bahwa dalam waktu kurang dari 24 jam, Bitcoin sendiri telah anjlok tajam sebesar US$ 17.500, menjatuhkan harga dari sekitar US$ 126.000 ke US$ 108.500 sebelum sedikit pulih di atas US$ 111.000. Grafik dari TradingView menunjukkan candle merah vertikal yang sangat mencolok, salah satu yang paling ekstrem dalam sejarah grafik BTC/USD.
“US$ 17.500 dalam waktu kurang dari sehari! Ini adalah salah satu candle merah terbesar yang pernah. Jelas bakal masuk dalam buku sejarah. Saya sendiri tidak menyangka. Sepertinya tidak ada yang benar-benar melihat ini datang,” ujarnya.
Menurut Colin, penurunan drastis ini bisa jadi dipicu oleh ketakutan pasar bahwa siklus Bitcoin telah mencapai puncaknya lebih awal. Ia menyebut sebuah grafik viral yang beredar, mengklaim bahwa tanggal 8 Oktober adalah puncak siklus BTC, berdasarkan hitungan jumlah hari. Beberapa investor disebut mungkin mengambil tindakan ekstrem berdasar asumsi tersebut.
Namun meski harga jatuh, dominasi pasar Bitcoin justru melonjak tajam. Grafik kedua menunjukkan bahwa BTC Dominance (BTC.D) melesat ke 63.5 persen, level tertinggi dalam beberapa bulan terakhir.
Kenaikan dominasi ini menunjukkan bahwa saat pasar panik, banyak investor memilih bertahan di Bitcoin daripada altcoin. Colin menyebut inilah alasan mengapa ia menempatkan 98 persen portofolionya di BTC.
“Saya tenang saja. Justru momen ini menunjukkan kenapa saya all-in di BTC, bukan alt. Saya tetap yakin kita akan melihat all time high (ATH) baru bagi Bitcoin. Tapi sekarang saya mulai mempertimbangkan swap BTC ke alt lagi, mungkin ini waktu yang bagus, meski lebih cepat dari perkiraan,” pungkas Colin.