Jakarta – Harga Bitcoin mendadak anjlok setelah Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan sebesar 0,25% pada Rabu (30/10/2025). Meski langkah tersebut telah diprediksi sebelumnya, pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell yang berhati-hati justru memicu kepanikan di pasar kripto. Nilai Bitcoin sempat turun di bawah USD 108.000, mencerminkan pola klasik “buy the rumor, sell the news”.
Menurut laporan Santiment yang dikutip dari CryptoPotato, Jumat (31/10/2025), penurunan harga terjadi karena pasar terlalu optimistis terhadap peluang pemangkasan suku bunga lanjutan. Namun, Powell menegaskan bahwa langkah serupa “belum tentu akan terjadi”, membuat pelaku pasar berbondong-bondong melepas asetnya.
Data on-chain menunjukkan lonjakan arus masuk ke bursa kripto dan penurunan tingkat pendanaan, menandakan banyak trader dengan posisi leverage tinggi terpaksa menjual. Sentimen sosial di komunitas kripto pun berubah negatif, dengan topik “rate cut”, “Powell”, dan “The Fed” menjadi perbincangan utama.
Meski demikian, Santiment menilai lonjakan ketakutan publik sering kali menjadi sinyal awal pemulihan harga jangka pendek. Setelah pernyataan Powell, korelasi Bitcoin dengan pasar saham melemah dan mulai mengikuti pergerakan harga emas, menandakan sikap defensif investor.
Beberapa “whale” bahkan terlihat melakukan akumulasi saat harga turun, sementara tingkat pendanaan di bursa utama kembali normal — tanda bahwa posisi leverage berlebih sudah terhapus. Hal ini membuka peluang pemulihan alami pasar kripto dalam waktu dekat.
Analis dari Bitunix memperkirakan prospek jangka pendek Bitcoin masih berhati-hati. Mereka mencatat level support kuat di kisaran USD 109.600–108.000, sementara resistensi berada di USD 112.300 dan USD 116.000. Jika harga menembus batas bawah, bisa terjadi likuidasi berantai.
Dengan kondisi dolar AS yang menguat dan likuiditas global yang berputar ulang, para analis memperkirakan pasar kripto akan memasuki fase konsolidasi. Investor diimbau tetap waspada terhadap arus modal ke aset aman di tengah ketidakpastian kebijakan moneter AS.