Jakarta, 4 November 2025 — Awal November membawa ketegangan bagi para investor Bitcoin (BTC) setelah harga kripto utama itu kembali terkoreksi. Namun, sejumlah analis melihat pola yang mirip dengan awal reli besar tahun 2024, memunculkan spekulasi bahwa pasar sedang bersiap menuju fase kenaikan baru.
Dikutip dari CryptoFrontNews, pada November 2024, Bitcoin sempat jatuh dari USD 71.000 ke USD 66.000, sebelum melonjak 60% hingga USD 108.000 hanya dalam waktu 45 hari. Pergerakan itu juga diikuti lonjakan Ethereum dan altcoin lainnya, masing-masing naik 138% dan 75% hingga pertengahan Desember.
Beberapa analis menilai pola historis ini bisa terulang, di mana awal November kerap menjadi fase “pemanasan” sebelum reli besar.
Analis: Pola Mirip 2024, The Fed Jadi Pemicu
Komentator pasar Ash Crypto menilai kondisi makro saat ini sangat mirip dengan menjelang reli tahun lalu. Ia menyebut pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada Desember, berakhirnya Quantitative Tightening (QT) pada 1 Desember, serta kemungkinan dimulainya Quantitative Easing (QE) akan meningkatkan likuiditas pasar.
“Pesimisme saat ini justru sama seperti akhir 2024, yang akhirnya diikuti lonjakan besar,” ujarnya.
Analis lain, Astronomer, juga mengisyaratkan awal pembalikan harga (reversal) setelah BTC mencapai USD 105.000. Ia menargetkan level USD 112.000, dan menyebut telah menutup posisi jual karena menganggap penurunan saat ini hanya bersifat sementara.
“Saat harga di puncak range, saya jual. Sekarang saya beli,” tegasnya.
Holder Pindah ke Self-Custody
Sementara itu, data on-chain menunjukkan tren berbeda dari kekhawatiran pasar. Pengamat CryptosRus mencatat peningkatan signifikan penarikan Bitcoin dari bursa Binance, dengan jumlah alamat penarikan naik dari 340 menjadi 418 dalam sepekan terakhir.
Tren ini menunjukkan bahwa investor lebih memilih menyimpan aset di dompet pribadi (self-custody) ketimbang menjualnya, yang biasanya menandakan fase akumulasi.
Secara keseluruhan, pasar kripto kini berada di titik tarik-menarik antara sentimen hati-hati dan optimisme fundamental, dengan banyak analis meyakini pola historis November bisa kembali memicu reversal bullish yang kuat.