Jakarta, 4 November 2025 — Harga Ethereum (ETH) melanjutkan koreksi tajam pada perdagangan Selasa (4/11/2025), setelah anjlok sejak awal pekan. Berdasarkan data Coinmarket, harga ETH turun 5,23% dalam 24 jam terakhir dan merosot 15,33% selama sepekan, ke level USD 3.498 atau sekitar Rp 58,42 juta (kurs Rp 16.701 per USD).
Kripto terbesar kedua ini kini berada di bawah level support USD 3.600 dan tercatat sekitar 25% lebih rendah dari rekor tertinggi USD 4.885 yang dicapai pada 22 Agustus 2025. Penurunan tajam dipicu oleh dugaan peretasan terhadap protokol DeFi Balancer, yang dilaporkan menyebabkan kerugian lebih dari USD 100 juta (Rp 1,67 triliun).
Peretasan tersebut memperpanjang rangkaian sentimen negatif di pasar kripto dalam beberapa pekan terakhir. Tekanan tambahan datang dari faktor makroekonomi, termasuk ketegangan dagang antara AS dan China setelah Presiden Donald Trump sempat mengumumkan tarif besar atas ekspor logam tanah jarang, serta peringatan dari Ketua The Federal Reserve Jerome Powell soal ekspektasi penurunan suku bunga yang terlalu dini.
“Peristiwa-peristiwa ini membuat investor merasa tidak nyaman menjelang November,” ujar Juan Leon, Senior Investment Strategist di Bitwise.
“Namun, koreksi tajam ini bisa menjadi proses de-leveraging yang sehat untuk menghapus kelebihan spekulatif di pasar,” tambahnya.
Citi Naikkan Target Ethereum, Pangkas Tipis Proyeksi Bitcoin
Di tengah tekanan harga, Citigroup merilis proyeksi terbaru yang tetap memberi sinyal positif bagi Ethereum. Dalam laporan yang dikutip dari Yahoo Finance, Citi menaikkan target akhir tahun ETH menjadi USD 4.500, dengan target 12 bulan di USD 5.440.
Sebaliknya, proyeksi Bitcoin sedikit direvisi turun, dengan target akhir 2025 di USD 132.000 (dari sebelumnya USD 135.000), meski target jangka 12 bulan tetap optimistis di USD 181.000.
Analis Citi menyebut arus investasi institusional yang meningkat menjadi faktor utama prospek positif Ethereum, sementara Bitcoin dinilai tetap menjadi aset digital utama berkat ukuran pasar besar dan reputasi sebagai “emas digital.”