Harga Bitcoin (BTC) sedang berjalan di atas garis tipis. Setelah anjlok dari level $110.000 ke kisaran $102.000, pasar kini menatap November sebagai bulan penentu arah besar selanjutnya.
Sentimen makro Amerika Serikat membuat trader waspada, sementara sinyal teknikal menunjukkan potensi ledakan volatilitas dalam waktu dekat.
Pasar Goyah, The Fed Buta Data
Kekacauan ekonomi AS menjadi pusat perhatian. Pemerintah Amerika sedang mengalami shutdown, menyebabkan lembaga penting seperti Bureau of Labor Statistics (BLS) tak bisa merilis data resmi.
Akibatnya, Federal Reserve (The Fed) harus mengandalkan data swasta dari ADP, Indeed, dan PriceStats untuk menentukan arah kebijakan moneter.
Dalam kondisi “buta data” ini, The Fed tetap memangkas suku bunga sebesar 0,25%. Kebijakan tersebut seharusnya mendukung aset berisiko, termasuk kripto.
Namun, ketidakpastian soal inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang melambat justru membuat pasar kehilangan arah.
Beberapa analis bahkan menilai risiko stagflasi atau inflasi tinggi di tengah pertumbuhan ekonomi lemah yang kini mulai membayangi.