Hedera (HBAR) kini dinilai sebagai altcoin paling kuat di pasar kripto, mengungguli Ripple (XRP) dan Cardano (ADA).
Hedera berhasil menonjol karena dukungan institusional, kemajuan teknologi, dan adopsi yang nyata di sektor perusahaan besar.
HBAR Jadi Pemenang di Tengah Persaingan Altcoin
Melansir dari AltcoinBuzz, proyek yang akan bertahan di bull run berikutnya bukanlah yang paling ramai di komunitas, melainkan yang mampu menyelesaikan masalah nyata di skala besar.
HBAR menonjol di antara altcoin lain karena menunjukkan kemajuan konkret di sisi teknologi dan kemitraan strategis.
Sementara XRP dan ADA dinilai masih menghadapi hambatan dalam pengembangan dan adopsi.
Kekuatan Hedera: Hashgraph, ETF, dan Dukungan Global
Hedera tidak menggunakan blockchain konvensional, melainkan hashgraph, sistem berbasis directed acyclic graph (DAG) yang memungkinkan transaksi paralel dan throughput tinggi.
Teknologi ini membuat HBAR lebih efisien dan cepat dibanding kebanyakan jaringan layer-1 lain.
Keunggulan lain Hedera adalah struktur Governing Council yang beranggotakan perusahaan besar seperti IBM, Google, Deutsche Telekom, dan LG.
Dewan ini mengelola keputusan penting seperti pembaruan perangkat lunak dan kebijakan harga, menjadikan Hedera proyek dengan kredibilitas tinggi di ranah enterprise.
Dukungan terhadap HBAR semakin kuat setelah Canary Fund meluncurkan ETF HBAR pada akhir Oktober 2025, dengan inflow mencapai 172 juta HBAR atau sekitar USD 34 juta.
Ini menjadikannya ETF kripto ketiga setelah Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH). Bahkan, ada 12 ETF tambahan yang sedang diajukan dan turut mereferensikan HBAR.
Hedera juga baru saja berintegrasi dengan Chainlink (LINK), penyedia oracle terbesar di industri kripto, memperkuat konektivitas data lintas jaringan.
Dari sisi pengembangan, Hedera kini memiliki jumlah developer inti terbesar kedua setelah Ethereum, menandakan pertumbuhan yang solid secara teknis.
XRP dan Cardano Masih Tertinggal
Ripple (XRP) tetap dikenal di sektor pembayaran lintas negara, dengan mitra seperti American Express dan Standard Chartered.
Namun, banyak kerja sama Ripple bersifat tertutup, sehingga sulit memverifikasi penggunaan token XRP secara langsung.
Selain itu, beberapa peluang besar juga hilang. SWIFT memilih Linea, sementara Western Union beralih ke Solana karena biaya dan kecepatan transaksi yang lebih kompetitif. MoneyGram, yang sebelumnya bermitra dengan Ripple, kini menggunakan jaringan Stellar.
Sementara Cardano menghadapi tantangan di sektor DeFi. Walau dikenal dengan pendekatan akademik dan efisiensi energi lewat protokol Ouroboros, TVL Cardano masih rendah, menempati posisi ke-25 di DeFiLlama dengan nilai sekitar USD 248,5 juta.
Pendiri Cardano, Charles Hoskinson, telah mengakui hal ini dan menyiapkan Leios upgrade untuk meningkatkan performa jaringan hingga 10.000 transaksi per detik.