Bitcoin (BTC) memasuki pekan yang krusial setelah menembus level $106.000, dengan target psikologis baru di $110.000.
Namun, arah berikutnya sangat bergantung pada sejumlah agenda ekonomi penting dari Amerika Serikat yang bisa menjadi penentu utama sentimen pasar kripto.
Optimisme Pasar Naik Setelah Shutdown AS Berakhir
Kabar positif datang dari Washington setelah Senat AS menyetujui langkah mengakhiri penutupan pemerintahan (government shutdown) yang sudah berlangsung selama 40 hari.
Kepastian ini mendorong optimisme di pasar keuangan, termasuk kripto, karena menandakan aktivitas ekonomi dan rilis data penting bisa kembali normal.
Kondisi tersebut menjadi salah satu pendorong harga Bitcoin menembus $105.000 hingga $106.000 dalam 24 jam terakhir.
Namun, reli ini masih rapuh karena pelaku pasar menunggu sinyal berikutnya dari The Fed dan data makro ekonomi minggu ini.
The Fed dan Sinyal Quantitative Easing Baru
Fokus utama pekan ini tertuju pada serangkaian pidato pejabat Federal Reserve (The Fed), termasuk Gubernur Michael Barr, John Williams (New York Fed), dan Ketua Jerome Powell.
Dalam konferensi terbarunya, Powell memberi sinyal bahwa The Fed akan memperluas neraca (balance sheet), indikasi bahwa Quantitative Easing (QE) bisa kembali dimulai setelah periode pengetatan moneter panjang.
Langkah QE biasanya menjadi katalis positif bagi Bitcoin karena menambah likuiditas di pasar finansial.
Namun, sebagian analis memperingatkan potensi gelembung aset jika likuiditas berlebihan masuk terlalu cepat.
Jika Powell atau pejabat Fed lain menegaskan arah QE, pasar kripto bisa mengalami lonjakan volatilitas jangka pendek.
Data Pengangguran Jadi Penentu Ekspektasi Suku Bunga
Agenda berikutnya adalah Initial Jobless Claims, data yang mencerminkan jumlah warga AS yang mengajukan tunjangan pengangguran.
Data ini menjadi indikator penting kesehatan pasar tenaga kerja dan arah kebijakan suku bunga.
- Klaim tinggi ? ekonomi melemah ? peluang penurunan suku bunga meningkat ? bullish untuk Bitcoin.
- Klaim rendah ? ekonomi kuat ? peluang penurunan suku bunga mengecil ? bearish untuk Bitcoin.
Namun, publikasi data ini masih bergantung pada kelanjutan proses administratif setelah shutdown berakhir. Jika rilis tertunda, volatilitas pasar bisa meningkat karena ketidakpastian.
Inflasi (CPI) Bisa Jadi Titik Balik Harga Bitcoin
Data Consumer Price Index (CPI) untuk Oktober dijadwalkan rilis Kamis waktu AS. CPI sebelumnya menunjukkan inflasi tahunan 3%, lebih rendah dari perkiraan.
Jika angka terbaru menunjukkan inflasi kembali turun, pasar akan menilai kebijakan moneter The Fed mendekati akhir siklus pengetatan.
Sebaliknya, jika inflasi naik di atas 3%, ekspektasi pelonggaran moneter bisa tertunda, dan Bitcoin berpotensi mengalami koreksi jangka pendek.
Beberapa analis menilai, narasi menjelang rilis CPI akan menentukan arah berikutnya apakah Bitcoin membentuk puncak lokal atau justru dasar baru.
PPI dan Retail Sales Jadi Penguat Sinyal Inflasi
Selain CPI, Producer Price Index (PPI) dan data penjualan ritel (Retail Sales) juga dijadwalkan rilis minggu ini.
Dua indikator ini akan memberikan gambaran lengkap soal tekanan harga di tingkat produsen dan daya beli konsumen.
Analis pasar memperkirakan, jika kombinasi data inflasi dan penjualan ritel menunjukkan pelemahan, risk appetite akan meningkat, membuka ruang bagi Bitcoin menembus level $110.000 sebelum akhir pekan.