Harga XRP kembali mencuri perhatian setelah munculnya pola teknikal cup and handle, yang dianggap sebagai salah satu sinyal paling bullish dalam analisis grafik harga kripto.
Seorang analis teknikal memperkirakan bahwa pola ini bisa mendorong harga XRP naik lebih dari 100% dan menembus level $5 (sekitar Rp83.655) sebelum akhir tahun 2025.
Pola Cup and Handle Jadi Pemicu Optimisme
Saat artikel ini ditulis (14/11), XRP diperdagangkan di sekitar $2,32. Analis X @LeviRietvield mengungkap XRP membentuk struktur grafik yang menyerupai cup and handle kemarin, pola teknikal yang sering kali mendahului lonjakan harga besar.
Menurut Levi, pola ini menunjukkan bahwa tekanan jual mulai melemah, sementara volume perdagangan menunjukkan peningkatan yang menandakan minat beli baru di pasar.
Jika harga berhasil menembus resistensi psikologis di sekitar $2,50 – $2,60, potensi kenaikan menuju $5 akan semakin terbuka.
Momentum Didorong oleh Aktivitas Trader, Bukan Sentimen Institusional
Berbeda dengan reli sebelumnya yang didorong oleh berita regulasi atau kolaborasi Ripple, kali ini tiap kenaikan XRP sepenuhnya bersumber dari kekuatan teknikal pasar.
Belum ada pernyataan resmi dari tim Ripple Labs mengenai faktor pendorong harga, sehingga pergerakan ini murni dipicu oleh aksi spekulatif dan minat trader jangka pendek.
Data volume dari CoinMarketCap mencatat lonjakan volume lebih dari 64% dalam 24 jam terakhir, menunjukkan peningkatan partisipasi pasar.
Meski demikian, belum ada tanda-tanda masuknya dana institusional besar ke XRP dalam siklus ini.
Target $5 Masih Bergantung pada Konfirmasi Breakout
Meski sinyal teknikal tampak menjanjikan, analis memperingatkan bahwa pola cup and handle hanya valid jika terjadi penutupan harga harian di atas $2,60 disertai volume tinggi.
Jika gagal menembus level ini, XRP berisiko kembali ke zona support $2,20 – $2,30 dan mengalami konsolidasi lanjutan.
Namun, jika breakout terjadi dengan kuat, target kenaikan menuju $5 – $5,20 di akhir tahun menjadi realistis berdasarkan proyeksi panjang gelombang sebelumnya.
Pola serupa pernah terjadi pada 2017 dan 2021, masing-masing diikuti lonjakan harga lebih dari 150% dalam beberapa minggu.