Harga Bitcoin (BTC) kembali tergelincir di bawah level psikologis $100.000 hari ini (14/11), memicu kekhawatiran baru di pasar crypto.
Penurunan tajam ini menandai koreksi ketiga dalam sebulan, sekaligus menghapus lebih dari $700 juta posisi long dalam 24 jam terakhir.
Tekanan jual besar dari institusi, sentimen pasar yang melemah, hingga anjloknya saham-saham crypto menjadi rangkaian faktor utama yang menyeret harga turun.
Crypto-Related Stocks Anjlok dan Seret Pasar
Pukul pertama bagi pasar terjadi dari sektor saham perusahaan crypto. Sejumlah emiten besar mengalami penurunan signifikan:
- Cipher Mining turun 14.4%
- Riot Platforms dan Hut 8 terkoreksi 13%
- MARA Holdings dan Bitmine Immersion turun lebih dari 10%
- Coinbase dan MicroStrategy ikut melemah 7%
Koreksi ini terjadi bersamaan dengan pelemahan indeks saham teknologi, di mana Nasdaq turun 2% dan S&P 500 terkoreksi 1.3%.
Penurunan di sektor saham biasanya menjadi sinyal risk-off, dan kali ini efeknya langsung terasa pada Bitcoin.
Ekspektasi Rate Cut Melemah dan Sentimen Pasar Gelap
Faktor berikutnya datang dari sisi makroekonomi. Harapan pelonggaran suku bunga Federal Reserve di bulan Desember semakin memudar setelah komentar sejumlah pejabat Fed yang bernada hawkish. Investor pun kembali menjauhi aset berisiko.
Data Santiment menunjukkan sentimen sosial berubah negatif dalam hitungan jam, sementara Crypto Fear & Greed Index jatuh ke level 15, terendah dalam tujuh bulan terakhir.
Kondisi ini menandakan pasar berada dalam fase extreme fear, di mana volatilitas cenderung meningkat dan minat beli menurun.
Panic Selling Ritel Meningkat, BTC Masuk Zona Fear
Selain tekanan makro, perilaku trader ritel juga menunjukkan perubahan ekstrem. Data perilaku pasar menunjukkan tiga pola utama:
- Bias bullish berlebihan biasanya muncul saat pasar dipenuhi FOMO dan sering mendahului koreksi.
- Bias netral terjadi saat pasar dipengaruhi whale dan faktor berita besar.
- Bias bearish kuat cenderung muncul ketika retail dilanda FUD dan panic selling.
Saat ini, Bitcoin baru memasuki fase dengan bias bearish yang dominan. Kondisi ini historisnya muncul ketika kepanikan ritel meningkat, sementara harga justru lebih sering menemukan dasar jangka pendek.
Meski tidak menjamin pembalikan, zona fear seperti ini biasanya membuat risiko pembelian lebih rendah dibanding rata-rata.
Institusi Jual Besar-Besaran, ETF Catat Outflow Miliaran Dolar
Tekanan terbesar datang dari aksi jual institusi. Laporan memperlihatkan bahwa entitas seperti BlackRock, Binance, dan Wintermute melepaskan Bitcoin dengan nilai lebih dari $1 miliar dalam waktu singkat.
Penjualan dalam skala besar ini memicu penurunan harga sekitar 5% hanya dalam hitungan menit.
Di saat bersamaan, Bitcoin ETF juga mencatat arus keluar yang cukup besar. Pada 12 November, outflow mencapai $278 juta, melanjutkan total outflow lebih dari $1 miliar sepanjang bulan ini.
Angka tersebut menunjukkan melemahnya permintaan institusional terhadap Bitcoin dan menciptakan tekanan tambahan pada harga.
Bertahan di Atas $98.000 atau Jatuh Lebih Dalam?
Bitcoin kini berada di area krusial $98.000. Indikator RSI turun ke sekitar 33, menempatkan Bitcoin dalam zona oversold yang biasanya memicu aksi akumulasi.
Namun risiko tetap terbuka. Jika Bitcoin mampu bertahan di atas $98.000, potensi rebound ke $107.000 masih terbuka.
Sebaliknya, penurunan lebih dalam ke area $90.000 bisa terjadi jika tekanan jual tetap tinggi.