Jakarta – Universitas Harvard meningkatkan investasinya secara signifikan di iShares Bitcoin Trust (IBIT) milik BlackRock, dengan nilai kepemilikan mencapai USD 443 juta pada kuartal III 2025. Langkah ini diungkap melalui laporan SEC dan menjadikan IBIT sebagai aset ekuitas publik terbesar dalam portofolio dana abadi Harvard.
Peningkatan besar ini menunjukkan posisi Harvard sebagai salah satu pemegang institusional Bitcoin terbesar, sekaligus menandai pergeseran strategi investasi menuju aset kripto. Analis ETF Bloomberg, Eric Balchunas, menyebut keterlibatan dana abadi besar seperti Harvard sebagai hal langka dan menjadi sinyal kuat bagi pasar.
Tidak hanya Harvard, universitas seperti Yale dan Michigan juga memiliki eksposur terhadap aset kripto, meski tidak sebesar Harvard. Para analis menilai masuknya institusi pendidikan ternama ke ETF Bitcoin dapat meningkatkan likuiditas serta memperkuat sentimen positif di pasar kripto.
Cardano Masih Merosot, Namun Diprediksi Pulih
Sementara itu, kondisi pasar altcoin menunjukkan tren berbeda. Harga Cardano (ADA) turun sekitar 13% dalam setahun terakhir, meski Bitcoin dan Ethereum mencatat kenaikan masing-masing 9% dan 2%. Per 16 November 2025, harga ADA berada di USD 0,4914, turun lebih dari 13% dalam sepekan.
Meski jauh dari harga tertinggi sepanjang masa—lebih dari 80% di bawah ATH—analis memprediksi ADA berpotensi naik hingga USD 1 dalam setahun ke depan. Cardano tetap menjadi kripto terbesar ke-10 dengan kapitalisasi pasar USD 18 miliar.
Sebagai blockchain proof-of-stake dengan teknologi Ouroboros dan dukungan smart contract, Cardano menawarkan kecepatan transaksi hingga 250 TPS dan dapat mencapai sekitar 1.000 TPS dengan solusi L2 Hydra. Dengan suplai maksimum 45 miliar token, ADA juga dianggap memiliki nilai kelangkaan mirip Bitcoin.