Koreksi tajam kembali menghantam pasar kripto, memicu kekhawatiran baru di tengah tekanan jual yang terjadi hampir tanpa jeda.
Namun Chairman BitMine, Tom Lee, menegaskan bahwa gejolak terbaru tidak berkaitan dengan melemahnya minat investor atau buruknya prospek jangka panjang.
Ia menyebut penyebab utama berada pada satu titik, yakni liquidity shock yang melanda market maker besar.
Dalam situasi seperti ini, likuiditas pasar menyusut drastis. Order book menjadi tipis, bid menghilang, dan tekanan jual meningkat.
Lee menggambarkan fenomena ini sebagai momen ketika “trader agresif mendorong pemain yang terluka hingga tumbang”, menciptakan penurunan harga yang jauh lebih cepat dibanding kondisi fundamental.
Transisi ke pasar lebih luas menunjukkan bahwa koreksi ini lebih mirip shock struktural—bukan penilaian ulang terhadap nilai intrinsik aset kripto.
Meski Bitcoin dan Ethereum masih berada dalam tekanan, Lee menekankan bahwa institusi tidak meninggalkan kripto.
Ia menilai minat jangka panjang tetap solid, terlihat dari akumulasi berkelanjutan yang dilakukan perusahaan seperti BitMine terhadap Ethereum.
Namun ia memberikan peringatan keras kepada trader retail: posisi leverage menjadi pihak paling rentan.
Ketika market maker menarik likuiditas, lonjakan volatilitas memicu likuidasi berantai. Trader yang awalnya tidak berniat menjual justru terpaksa keluar dari pasar.
Menurut Lee, kondisi ini bisa menyebabkan anjloknya harga hingga 50% dari level puncak sebelum stabil. Meski begitu, ia tidak melihat perubahan pada tesis jangka panjang Bitcoin maupun Ethereum.