Harga Bitcoin (BTC) kembali tertekan pada perdagangan Selasa, 18 November 2025. BTC turun 3,88% dalam 24 jam dan 13,78% dalam sepekan, berada di level USD 91.207 atau sekitar Rp 1,52 miliar. Penurunan ini memperdalam koreksi dari rekor tertinggi USD 126.000 pada Oktober menjadi lebih dari 26%.
Menurut Yahoo Finance, tekanan jual muncul setelah likuidasi posisi leverage senilai USD 19 miliar, diperparah aksi ambil untung dari pemegang jangka panjang. Koreksi ini juga terjadi pada periode historis ketika Bitcoin biasanya mencapai puncak siklus, yakni 400–600 hari setelah halving April 2024.
Namun, analis Bernstein menilai kondisi saat ini lebih menyerupai konsolidasi jangka pendek ketimbang awal tren bearish besar seperti siklus-siklus sebelumnya. Mereka menyoroti meningkatnya adopsi ETF oleh institusi, dukungan pemerintahan Trump terhadap Bitcoin, serta legislasi Clarity Act sebagai faktor positif yang menguatkan pasar.
Analis menilai potensi titik terendah Bitcoin berada di kisaran USD 80.000, dan memandang pelemahan saat ini sebagai peluang masuk bagi investor baru. Sentimen pasar juga mendapat dukungan dari pembelian besar MicroStrategy, yang baru saja menambah 8.178 BTC senilai USD 835 juta dengan harga rata-rata USD 102.171 per BTC.
Di pasar kripto lainnya, aset-aset besar kompak melemah:
- Ethereum (ETH) turun 1,88% harian dan 14,91% sepekan.
- BNB turun 1,85% harian dan 8,36% sepekan.
- Cardano (ADA) anjlok 21,48% sepekan.
- Solana (SOL) melemah 21,41% sepekan.
- Dogecoin (DOGE) turun 16,27% sepekan.
Kapitalisasi pasar kripto berada di USD 3,13 triliun, turun 2,21% dalam sehari. Dominasi Bitcoin tercatat 59,39%, sementara Crypto Fear & Greed Index menunjukkan angka 15, menandakan ketakutan ekstrem di pasar.
Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca. Lakukan riset sebelum membeli atau menjual aset kripto.