Jakarta – Singapore Exchange (SGX), melalui unit derivatifnya, mengumumkan akan meluncurkan perdagangan berjangka perpetual kripto untuk Bitcoin (BTC) dan Ether (ETH) pada 24 November 2025. Produk derivatif ini hanya akan tersedia bagi investor terakreditasi dan institusional, menurut pernyataan resmi SGX yang dikutip dari Channel News Asia, Rabu (19/11/2025).
Kontrak berjangka perpetual memungkinkan investor berspekulasi atau melindungi nilai atas harga aset kripto tanpa tanggal kedaluwarsa, dengan akses 24 jam dan opsi leverage tinggi—fitur yang menjadikannya populer di pasar kripto global yang bergerak cepat.
Peluncuran ini dilakukan di tengah penguatan pasar aset digital sepanjang 2025, didorong oleh ekspektasi pelonggaran regulasi dan meningkatnya selera risiko investor. Meski sempat mencetak rekor tertinggi pada Oktober, Bitcoin kemudian jatuh ke kisaran USD 94.000 akibat meningkatnya kekhawatiran terkait potensi pemangkasan suku bunga The Fed dan pelemahan ekonomi AS.
Meski harga terkoreksi, analis JPMorgan menilai Bitcoin telah menyentuh titik terendahnya. Jika turun lebih jauh, profitabilitas penambang dinilai akan terganggu. JPMorgan kembali menegaskan proyeksi mereka bahwa pada 2026, Bitcoin berpotensi mencapai sekitar USD 170.000, seiring penurunan volatilitas relatif terhadap emas.
Kapitalisasi pasar emas saat ini mencapai USD 28,3 triliun, jauh di atas kapitalisasi pasar Bitcoin sebesar USD 1,9 triliun. Namun para analis percaya Bitcoin dapat menantang dominasi emas dalam 6–12 bulan mendatang.
Optimisme pasar juga didorong oleh ekspansi penggunaan Bitcoin dan ETF kripto, meningkatnya treasury perusahaan berbasis aset digital, adopsi stablecoin, serta dorongan Wall Street terhadap tokenisasi aset, menurut Zhong Yang Chan, Kepala Riset CoinGecko.
Di tengah integrasi kripto yang semakin kuat dalam sistem keuangan global, proyeksi ini memperlihatkan posisi Bitcoin yang kian kokoh sebagai instrumen investasi arus utama.