Tekanan jual masih membayangi pasar kripto sepanjang sebulan terakhir, dengan total kapitalisasi pasar jatuh dari US$4,27 triliun pada 6 Oktober 2025 menjadi US$2,98 triliun pada 19 November 2025.
Rebound singkat ke US$3,12 triliun belum cukup mengubah sentimen. Namun, di tengah pelemahan ini, lima indikator penting justru bergerak bersamaan dan memberi sinyal awal kemungkinan pembalikan arah.
Tekanan Jual Short-Term Holder Hampir Habis
Data on-chain menunjukkan pemegang jangka pendek (short-term holders/STH) menjual pada kecepatan tertinggi dalam beberapa bulan.
Lebih dari 60.000 BTC dikirim ke exchange dalam kondisi rugi hanya dalam hitungan jam, menandakan fase kapitulasi cepat.
SOPR STH turun ke 0,96 pada 15 November, level yang sama dengan fase reset besar April lalu sebelum Bitcoin (BTC) rebound 62% dalam beberapa bulan.
Ketika SOPR stabil di bawah 1, kondisi ini biasanya menunjukkan tekanan jual mendekati puncak.
Daya Beli Stablecoin Menguat Drastis
Penurunan tekanan jual disertai peningkatan likuiditas. Stablecoin Supply Ratio (SSR) anjlok ke 11,59, level terendah dalam lebih dari setahun.
SSR rendah berarti daya beli stablecoin terhadap Bitcoin meningkat, sering disebut sebagai “dry powder” yang siap masuk ke pasar.
RSI SSR yang jatuh ke level 26 semakin mempertegas bahwa stablecoin berada pada kondisi oversold terhadap Bitcoin. Situasi serupa pernah muncul pada April ketika pasar berada di titik bottom.
Profit Altcoin Hampir Habis, Tekanan Jual Menyusut
Sektor altcoin mencatat reset lebih dalam. Data Glassnode menunjukkan hanya sekitar 5% suplai altcoin yang masih dalam kondisi untung.
Saat mayoritas holder berada pada posisi rugi, tekanan jual biasanya jauh berkurang.
Bitcoin juga mengalami pola serupa, dengan 95% coin yang dibeli dalam 155 hari terakhir berada dalam posisi underwater, lebih ekstrem dibandingkan fase COVID dan FTX.
Kondisi ini sering menjadi fondasi awal pembentukan price base.
Sentimen Pasar Turun ke Extreme Fear
Indeks Fear & Greed Bitcoin jatuh ke level 10, titik terendah sejak Februari. Saat itu, Bitcoin memantul dari area US$76.000 dan naik hingga US$123.345 dalam beberapa bulan berikutnya.
Level ekstrem seperti ini biasanya muncul setelah pasar melalui fase “flush” emosional besar.
Penurunan ini berdekatan dengan reset altcoin dan stabilitas SOPR, memperkuat tanda bahwa tekanan jual mungkin mendekati akhir.
Death Cross Terjadi, Tapi Tekanan Mulai Reda
Death cross terbentuk pada 15 November ketika MA 50 melintasi MA 200 dari atas.
Dalam banyak kasus, pola ini muncul setelah pasar melemah panjang, bukan sebagai pemicu penurunan baru yang lebih dalam.
Kali ini, harga Bitcoin mencatat higher low sementara RSI membentuk lower low, menghasilkan hidden bullish divergence.
Pola ini sering menandakan kelelahan penjual dan membuka peluang reversal jika harga mampu bertahan di area support.