Harga Bitcoin (BTC) kembali tertekan tajam pada sesi perdagangan Kamis malam (20/11). Aset kripto terbesar itu sempat jatuh hingga kisaran US$85.980–US$86.300, level terendah dalam tujuh bulan terakhir.
Penurunan terjadi cepat sejak pembukaan sesi AS, disertai lonjakan likuidasi long dan memburuknya sentimen pasar.
Tekanan Jual Meningkat, Likuidasi Long Mencapai Ratusan Juta Dolar
Melansir dari CoinPedia menunjukkan Bitcoin sempat ambles lebih dari lima persen dalam 24 jam, menembus zona US$87.000 dan memperdalam kerugian mingguan.
Kondisi itu memicu likuidasi leveraged positions lebih dari US$900 juta, dengan US$703 juta di antaranya berasal dari posisi long.
Lonjakan likuidasi tersebut mempercepat penurunan harga. BTC juga mengikuti pelemahan pasar kripto yang lebih luas, dengan altcoin besar mencatat penurunan dua digit.
Sentimen Retail Mengarah ke Extreme Fear
Indikator Fear and Greed Index yang berada di level 11/100 menegaskan bahwa pasar berada dalam fase extreme fear.
Data Santiment memperlihatkan bagaimana sentimen retail berubah sangat cepat dan emosional, percakapan sosial melonjak ketika Bitcoin jatuh di bawah US$100.000, lalu sedikit pulih saat harga memantul dari kisaran US$91.000.
Optimisme singkat muncul ketika BTC bergerak di bawah US$90.000 karena sebagian trader mulai melihatnya sebagai “harga murah”, sebelum kembali memicu aksi dip-buying saat harga turun lebih dalam ke area US$87.000.
Pola ini menunjukkan bahwa perilaku retail sangat fluktuatif, sensitif terhadap perubahan harga, dan cenderung bereaksi berlebihan di area ekstrem.
Dampak Data Makro AS dan Pergerakan Aset Risiko
Melansir dari Bitcoin Magazine, konteks makro juga turut mempengaruhi volatilitas.
Laporan tenaga kerja AS terbaru menunjukkan nonfarm payroll naik 119.000, melampaui ekspektasi 50.000. Data ini tertunda akibat penutupan pemerintahan AS selama enam minggu.
Sementara itu, lonjakan pendapatan Nvidia yang mencapai US$57 miliar sempat mengangkat risk assets global seperti Nasdaq, S&P 500, dan indeks Asia.
Namun, reli tersebut tidak cukup menahan tekanan internal pasar kripto, terutama setelah Bitcoin mengalami outflow ETF sebesar US$3 miliar dalam beberapa pekan terakhir.
Meski begitu, aliran masuk US$75 juta ke ETF pada Rabu (19/11) memberikan sedikit sinyal stabilisasi.
Tekanan Teknis: Support Besar Diuji, Ruang Turun Masih Ada
Dari sisi teknikal, Bitcoin kini berada pada area support penting. Bitcoin sedang menguji batas bawah dari rising channel besar yang telah terbentuk sejak 2023.
Namun, analisis Bitcoin Magazine menyoroti beberapa level krusial:
- Support kuat berikutnya berada di rentang US$83.000–US$84.000, zona high-volume node.
- Jika jebol, target penurunan mengarah ke area konsolidasi lama pada US$69.000–US$72.000.
- Resistensi pertama di US$94.000, kemudian US$98.000 dan US$101.000.
- Resistensi besar berada di US$106.000–US$109.000 dan zona US$114.000–US$116.000.
Kombinasi tekanan sentimen, likuidasi, dan posisi teknikal membuat pergerakan Bitcoin tetap rentan dalam jangka pendek, meski beberapa indikator menunjukkan potensi rebound jika likuiditas kembali stabil.