Analis Bull Theory melaporkan adanya pola yang tidak biasa selama penurunan harga Bitcoin secara global yang tajam. Bitcoin anjlok tajam di berbagai bursa utama sementara altcoin tetap menguat. Divergensi ini muncul karena aksi jual besar-besaran menguras likuiditas dan mengubah perilaku perdagangan di berbagai pasangan aset digital yang berada di bawah tekanan yang intens.
Bull Theory melaporkan Bitcoin anjlok 24,15% selama bulan November setelah berminggu-minggu mengalami penurunan yang hampir vertikal. Harganya turun dari hampir $110.000 menjadi sekitar $83.966 selama penurunan tersebut. Yang menarik, candle merah mendominasi, menunjukkan kendali penurunan yang berkelanjutan dan berulang kali mencapai titik terendah yang lebih rendah.
Namun, indikator teknis mencapai level yang jarang terjadi selama periode yang sama. RSI harian mencapai titik terendah dalam dua tahun. RSI mingguan kembali ke level yang terakhir terlihat pada Januari 2023. Sementara itu, MACD harian mencatatkan pembacaan terdalamnya yang pernah tercatat bulan ini.
Level teknis ini muncul ketika Bitcoin mendekati kisaran support $84.000 hingga $86.000. Selain itu, penurunan terjadi tanpa pola pembalikan yang terlihat. Akibatnya, data mencerminkan fase pasar yang sangat jenuh jual berdasarkan pengukuran indikator semata.
Meskipun Bitcoin merosot, rasio OTHERSBTC justru meningkat tajam, menurut Bull Theory. Rasio tersebut naik 9,44% pada bulan November, dari 0,1130 menjadi mendekati 0,1277. Patut dicatat, beberapa candle hijau yang kuat menunjukkan pergerakan naik yang konsisten selama penurunan Bitcoin.
Namun, candle terbaru menunjukkan sedikit penurunan di dekat level 0,122988. Meskipun demikian, struktur harga tetap berada pada level tertinggi dan terendah yang lebih tinggi sepanjang periode tersebut. Perilaku ini menandai divergensi yang jelas antara pergerakan harga Bitcoin dan kinerja altcoin relatif terhadap pasangan BTC.