Skip to content

Situs Berita Investasi Terpercaya Rekomendasi Indonesia

Menu
Menu

Tak Kuat Bangkit? Ini 3 Masalah Serius yang Sedang Menghantam Bitcoin

Posted on November 26, 2025

Bitcoin kembali kesulitan rebound setelah anjlok sekitar 30% dari rekor tertingginya di atas US $126.000 pada Oktober lalu. Dengan harga yang bertahan di kisaran US $88.000, aset terbesar di pasar kripto memasuki bulan terburuk sejak Juni 2022.

Menurut analisis dari Yahoo Finance, saat ini Bitcoin sedang menghadapi 3 masalah yang membuat harganya susah untuk rebound. Ada apa saja?

1. Arus Keluar ETF Capai US $3,5 Miliar, Institusi Mulai Mundur

Masalah pertama datang dari gelombang outflow ETF Bitcoin yang mencapai US $3,5 miliar sepanjang November, terbesar sejak Februari. Menurut Markus Thielen dari 10X Research, angka ini menunjukkan institusi tidak lagi menambah eksposur BTC.

Ia menegaskan bahwa ETF “berubah menjadi penjual,” sehingga selama arus keluar berlanjut, pasar akan kesulitan pulih. Outflow besar biasanya menandakan pelepasan risiko oleh investor besar, membuat tekanan jual semakin kuat.

2. Stablecoin Melemah: US $4,6 Miliar Hilang dari Pasar

Masalah kedua adalah menurunnya aktivitas stablecoin, yang menjadi sinyal berkurangnya likuiditas masuk ke ekosistem kripto. Data menunjukkan sekitar US $800 juta keluar dari pasar ke fiat dalam sepekan terakhir.

Total kapitalisasi stablecoin juga turun US $4,6 miliar sejak 1 November menurut DeFiLlama. Stablecoin adalah aset kripto yang nilainya dipatok pada mata uang seperti dolar, sehingga pergerakannya mencerminkan aliran dana “nyata” dalam ekosistem. 

Turunnya kapitalisasi menunjukkan uang bukan hanya tidak masuk, tetapi benar-benar meninggalkan pasar.

3. Holder Lama Mulai Jual, Siklus Empat Tahunan Terulang?

Masalah ketiga muncul dari perilaku long-term holders yang mulai menjual BTC di tengah penurunan. Data on-chain menunjukkan penjualan ini bisa terkait siklus historis Bitcoin yang sering bergerak dalam pola empat tahunan menjelang dan setelah halving.

Nicolai Søndergaard dari Nansen mengatakan investor lama cenderung menjual setelah memegang BTC bertahun-tahun, terutama jika mereka menilai siklus harga berada di puncak. Penjualan holder lama biasanya memberi tekanan tambahan pada pasar karena pasokan besar kembali masuk.

Masih Ada Harapan Rate Cut, Namun Tekanan Masih Tinggi

Isu terkait peluang pemangkasan suku bunga The Fed sempat mengangkat harga BTC pada awal pekan. Namun Thielen memperkirakan rebound ini hanya sementara hingga mendekati pertemuan FOMC 9 Desember, karena potensi “hawkish cut” membuat reli menjadi reaksi jangka pendek semata.

Kondisi pasar semakin diperburuk oleh efek domino dari peristiwa likuidasi leveraged besar pada 10 Oktober lalu yang menghapus US $19 miliar dalam satu hari. Total kapitalisasi pasar kripto kini turun dari US $4,28 triliun menjadi US $2,99 triliun.

Altcoin ikut terseret: Ethereum turun 38%, sedangkan Solana anjlok lebih dari 40% sejak awal Oktober.

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Posts

  • Drama Kripto Hari Ini: Trump Effect Guncang Pasar, Sebabkan “Bitcoin Panic”
  • Agenda Ekonomi AS Pekan Ini Bisa Jadi Penentu Nasib Kripto, Ada Apa Saja?
  • Gibran Tekankan Pentingnya Dialog Kripto di G-20, Indonesia Siap Ikut
  • Momentum Besar! 5 ETF Baru Rilis Minggu Ini Hingga Awal Desember
  • Senator AS Sebut JPMorgan Rugikan Pasar Kripto, Sentil “Chokepoint 2.0”

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • November 2025
  • October 2025
  • September 2025
  • August 2025
  • July 2025
  • June 2025
  • May 2025
  • April 2025
  • March 2025
  • February 2025
  • January 2025
  • December 2024
  • November 2024
  • October 2024
  • September 2024
  • August 2024
  • July 2024
  • June 2024
  • May 2024
  • April 2024
  • March 2024

Categories

  • Alt Coin
  • Hot Crypto
  • Hot News
  • Solusi Investasi
  • Uncategorized
©2025 Situs Berita Investasi Terpercaya Rekomendasi Indonesia | Design: Newspaperly WordPress Theme