Jakarta, 26 November 2025 – Texas resmi menjadi negara bagian pertama di Amerika Serikat yang membeli ETF Bitcoin sebagai bagian dari kas negara. Langkah yang dinilai bersejarah ini dilakukan dengan akuisisi senilai USD 10 juta atau sekitar Rp 166,37 miliar. Pembelian tersebut dilakukan melalui ETF Bitcoin spot BlackRock, yang dianggap sebagai instrumen paling aman dan teregulasi untuk masuk ke aset kripto.
Presiden Dewan Blockchain Texas, Lee Bratcher, mengungkapkan pembelian dieksekusi pada 20 November, ketika harga Bitcoin turun ke sekitar USD 87.000. Texas memandang momentum koreksi pasar sebagai peluang strategis untuk diversifikasi cadangan keuangan negara.
Pemerintah Texas menegaskan bahwa ETF hanya langkah awal. Ke depan, negara bagian menargetkan penyimpanan mandiri Bitcoin sebagai bagian dari kerangka pengelolaan aset jangka panjang. Pembelian ini menjadi fondasi untuk menguji sistem pengawasan, tata kelola, dan manajemen risiko sebelum memperluas kepemilikan aset digital.
Meski alokasi awal relatif kecil dibanding total cadangan negara, keputusan Texas memiliki nilai simbolis besar, menandai pertama kalinya Bitcoin diperlakukan sebagai aset setara kas oleh pemerintah negara bagian AS. Analis menyebut langkah ini berpotensi memengaruhi strategi negara bagian lain terkait eksposur ke aset digital serta memicu diskusi tentang inovasi fiskal dan daya saing teknologi antardaerah.
Operator ATM Bitcoin Pertimbangkan Penjualan Setelah CEO Dituduh Cuci Uang
Di sisi lain, industri kripto AS dihadapkan pada isu hukum serius. Crypto Dispensers, operator ATM Bitcoin berbasis Chicago, mempertimbangkan penjualan perusahaan senilai sekitar USD 100 juta atau Rp 1,67 triliun. Keputusan ini muncul setelah Departemen Kehakiman AS menuduh pendiri sekaligus CEO Firas Isa terlibat dalam pencucian uang sebesar USD 10 juta.
Isa dan perusahaan disebut menerima dana dari korban dan pelaku kejahatan melalui ATM Bitcoin, lalu mengubahnya menjadi aset kripto sebelum dipindahkan ke dompet lain. Tuduhan ini dianggap melanggar aturan KYC (know-your-customer) yang wajib diterapkan oleh penyedia layanan kripto. Jika terbukti bersalah, Isa dan perusahaannya terancam hukuman hingga 20 tahun penjara serta penyitaan aset.
Crypto Dispensers mengaku tidak bersalah dan tengah mengevaluasi berbagai opsi strategis, termasuk potensi akuisisi, di tengah percepatan konsolidasi sektor aset digital. Perusahaan belum mengungkapkan apakah sudah ada calon pembeli yang masuk dalam proses review.
Kasus ini mencuat saat pasar kripto tengah mengalami penurunan signifikan. Harga Bitcoin sempat anjlok ke USD 81.000, level terendah sejak April, setelah sebelumnya mencetak rekor tertinggi di USD 126.000 pada awal Oktober.