Jakarta – CEO Tesla sekaligus miliarder Elon Musk kembali memicu perdebatan publik setelah menyatakan bahwa kemajuan kecerdasan buatan (AI) dan robotika dapat menghilangkan konsep uang konvensional. Dalam podcast bersama pengusaha India Nikhil Kamath, Musk menilai otomatisasi tingkat tinggi mampu memenuhi kebutuhan manusia sehingga uang tidak lagi diperlukan untuk mengatur tenaga kerja maupun distribusi sumber daya.
Mengutip Yahoo Finance, Selasa (2/12/2025), Musk menjelaskan bahwa dalam dunia masa depan di mana energi berlimpah dan mesin sangat canggih—mirip dengan dunia “post-scarcity” dalam The Culture Series karya Iain Banks—setiap orang dapat memiliki apa pun yang mereka inginkan tanpa memerlukan uang. Ia menyebut energi sebagai “mata uang yang sesungguhnya” karena tidak dapat diciptakan melalui undang-undang dan hanya bisa diperoleh melalui produksi nyata.
Musk kemudian mengaitkan konsep ini dengan bitcoin (BTC) yang menurutnya berbasis energi karena para penambangnya menggunakan listrik dan komputasi untuk mengamankan jaringan. Hal ini, menurut Musk, membuat BTC memiliki dasar fisik yang tidak dimiliki oleh uang fiat yang dapat dicetak tanpa batas oleh pemerintah.
Sementara itu, komentar Musk kembali memengaruhi pasar kripto. Harga bitcoin sempat melonjak pada Oktober 2024, mendekati level USD 70.000, dipicu kekhawatiran terhadap pengeluaran pemerintah AS dan komentar pro-kripto dari Musk. Meski demikian, harga bitcoin dalam 24 jam terakhir tercatat turun tipis 0,26 persen menjadi USD 68.241.
Musk dikenal sebagai figur berpengaruh dalam pergerakan pasar kripto sejak era pandemi COVID-19. Dalam beberapa waktu terakhir, ia juga vokal mengkritik pengeluaran pemerintah AS serta mendukung upaya efisiensi pemerintahan yang diusulkan Donald Trump.